Dikatakannya, orang yang divaksin akan lebih untung dari sisi keparahan hingga potensi kematian akibat virus Covid-19.
"Bicara varian ini, sebetulnya harus dua dosis vaksin ini. Ini yang harus dikejar dengan cepat."
"Jangan sampai mengejar booster tapi sebetulnya cakupan dosis 1-2 ini masih belum terkejar," jelas dia.
Lebih Menular 500 Persen Dibanding Varian Covid-19 Awal
Selain itu, Dicky juga menjelaskan Omicron menjadi varian baru yang langsung ditetapkan WHO jadi variant of concern selama pandemi Covid-19.
Padahal, biasanya setiap varian baru akan melalui tahap variant under investigation ataupun interest.
Berarti bisa dikatakan varian baru ini sudah memenuhi 3 kriteria yang dikhawatirkan.
"Ini kalau bicara variant of concern, berarti ada antara 3 kriteria terpenuhi, bahwa kemungkinan kecepetannya, keparahannya, termasuk dia bisa merubah atau bisa menurunkan efikasi ataupun treatment vaksinasi. Ini artinya tanda yang sangat serius," ujar Dicky.
Baca juga: Demi Menahan Masuknya Strain Omicron, Israel Perkenalkan Larangan Paling Ketat Di Dunia
Dari data epidemiolog, kata Dicky, Omicron bisa meningkatkan tingkat positivity rate dalam kurun waktu 3 minggu.
Bahkan dalam kurun 2 minggu, varian baru Covid-19 ini bisa mendominasi transmisi kasus 75 persen di tengah kasus varian Delta.
Sehingga diprediksi tingkat kecepatan penularan Omicron ini bisa 500 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 awal, yang berasal dari Wuhan.
"Yang kita ketahui Delta 100 persen lebih cepat menular dari varian di Wuhan, Itu sebabnya hitungan dari beberapa epidemiolog, termasuk saya berdiskusi."
"Kita prediksi awal, tapi mudah-mudahan salah, 500 persen lebih cepat menular dari virus liar Wuhan," ujar dia.
Tangggapan Pemerintah soal Varian BaruÂ