News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Asa Para Guru Honorer, Pahlawan yang Ditempa di Negeri Sendiri

Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Siti Fatimah, seorang guru honorer kelas 1 SDN 3 Rejo Binangun saat mengajar murid-muridnya.

Singkat cerita lewat buku tersebut menjadi pembuka jalannya berhijrah ke Sulawesi Selatan.

Hingga saat ini.

Sempat Tak Lolos PPPK

Novel Tri Nuryana Harahap (42) guru honorer di Wajo, Sulawesi Selatan, bersama anak-anak didiknya di SMAN 9 Wajo.

Perjuangan 20 tahunnya baru terbayar di tahun 2021, Novel dinyatakan lolos PPPK.

Novel menceritakan melalui PPPK dirinya melamar bukan ke sekolah negeri namun Sekolah Luar Biasa (SLB).

Saat ditanya mengapa dirinya memilih SLB, dirinya pun memberikan alasan yang sangat menyentuh, bahwa hal tersebut adalah cita-citanya sejak dulu, menjadi guru untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

“Kebetulan formasi PPPK ini ada SLB-nya, maka gayung bersambut jadinya, tanpa pikir panjang saya langsung menuju ke SLB walaupun semua orang mempertanyakannya,” ujar Ketua Forum Guru Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori (GTKHNK) Wajo tersebut.

Baginya mengajar anak-anak berkebutuhan khusus menjadi keistimewaan tersendiri, sekecil apapun ilmu yang diberikan akan lebih mendatangkan manfaat.

“Walaupun saya menjadi orang terkenal punya uang banyak sekalipun saya tetap mau menjadi seorang guru, dengan mengajar ke anak-anak didik itu yang akan mendatangkan amal jariyah, mengalir terus,” imbuhnya.

Dirinya pun berharap ke depan Pemerintah Indonesia lebih memperhatikan kesejahteraan para guru honorer.

“Belajarlah dari sejarah 'jas merah', jangan sekali-sekali melupakan sejarah, karena berdirinya Indonesia itu ditopang dari adanya para guru, pengorbanan para guru.”

Cerita Asa dari Gunungkidul, DIY

Fiftin (54), seorang guru honorer asal Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang sudah 14 tahun mengabdi, mengajar anak-anak didik.

"Saya itu kok menikmati sekali peran saya jadi guru, walaupun ya gajinya sedikit, tapi selalu ada rasa senang, motivasi juga semangat ketika bertemu anak-anak didik."

Kalimat bernada ramah tersebut dituturkan oleh Fiftin (54), seorang guru honorer asal Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang sudah 14 tahun mengabdi.

Baca juga: FSGI Ungkap Kendala Guru Honorer Berusia Tua Jadi PNS

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini