TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga menyoroti terkait dengan beberapa pihak yang mengaitkan Reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 dengan kepentingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Jamiluddin menilai, pengaitan kedua isu tersebut tidak ada landasannya bahkan tidak ada kepentingan antara Reuni PA 212 dengan karir politik Anies Baswedan.
"Tudingan itu memang tidak beralasan karena tanpa didukung fakta yang akurat. Upaya mengaitkan Reuni 212 dengan kepntingan Anies untuk Pilpres 2024 tampaknya hanya didasarkan asumsi belaka," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, dikutip Jumat (3/12/2021).
Terlebih kata dia, peserta Reuni PA 212 juga bukan pihak yang dapat mengusung seseorang menjadi capres atau cawapres, melainkan hanya sebatas kelompok masyarakat yang tergabung dalam wadah organisasi keagamaan.
"Karena itu, tidak ada untungnya bagi Anies untuk mendompleng dalam Reuni 212," bebernya.
Baca juga: Anies 2 Kali Absen di Reuni 212 hingga Tak Beri Izin, Ini Analisis Pengamat Politik
Tak hanya itu, kata Akademisi dari Universitas Esa Unggul tersebut, dalam Reuni 212 yang digelar kemarin tidak ada pembahasan isu pilpres, termasuk soal capres dan cawapres.
Bahkan nama Anies terkait Pilpres juga tidak muncul dalam Reuni tersebut.
"Jadi, memang tidak ada cukup bukti untuk menyatakan Reuni 212 kental dengan kepentingan pencapresan Anies," ucapnya.
Atas hal itu, dirinya mengklaim kalau beberapa pihak yang mengaitkan isu itu, merupakan pihak selama ini memang teridentifikasi berseberangan dengan Anies.
"Kelompok tersebut memang selalu mengaitkan Anies dalam konotasi negatif bila ada kelompok Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang melakukan aksi di Jakarta," tukasnya.