Prestasi tersebut diraih Faye atas kontribusinya pada dunia anak lewat organisasi yang ia dirikan, Rumah Faye.
Pencapaian Faye tersebut tentu saja membuat sang kakek, Luhut Binsar Pandjaitan, bangga.
Hal ini pernah diungkapkan Luhut lewat Instagram pribadinya.
"Suatu kebanggaan tersendiri untuk saya sebagai kakek dari seorang perempuan belia bernama Faye, yang mendedikasikan cita-cita hidupnya untuk membuat sebuah 'Rumah' perlindungan bagi anak-anak dari bahaya kejahatan perdagangan manusia dan kekerasan seksual," tulis Luhut di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (22/2/2020), dikutip Kompas.com.
Tak hanya itu, di tahun 2018, Faye pernah masuk dalam daftar 50 Asians to Watch dari media The Straits Time untuk kategori Sektor Publik dan Sosial.
Namanya bersanding dengan orang-orang hebat Asia lainnya, seperti Menteri Luar Negeri Korea Selatan saat itu, Kang Kyung Wha.
Pada November 2017, Faye diumumkan sebagai satu dari tiga finalis teratas untuk kategori International Children’s Peace Prize dalam Nobel Peace Prize Laureate Desmond Tutu.
Termasuk yang di atas, sejauh ini Faye sudah mendapatkan enam penghargaan, baik nasional dan internasional, atas keaktifannya memerangi perdagangan anak.
Enam penghargaan itu adalah 30 and Under: Young Asians to Watch, Gen. T Leader of Tomorrow, Forbes Indonesia 30 Under 30, 50 Asians to Watch, Forbes Indonesia Most Inspiring Women, dan International Children's Peace Prize.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ade Miranti Karunia)
Berita terkait Faye Simanjuntak