Letusan gunung berapi juga dapat menyebabkan peristiwa sekunder, seperti banjir, tanah longsor, dan tanah longsor, jika disertai hujan, salju, atau es yang mencair.
Abu panas gunung berapi juga dapat memicu kebakaran hutan.
Letusan gunung berapi dapat berdampak pada perubahan iklim melalui emisi gas vulkanik seperti sulfur dioksida.
Sulfur dioksida hasil gas vulkanik menyebabkan pendinginan global, dan karbon dioksida vulkanik, yang berpotensi meningkatkan pemanasan global.
Baca juga: Sejarah Ranu Kumbolo, Danau Air Tawar yang Terletak di Gunung Semeru
Ancaman utama bagi kesehatan akibat letusan gunung berapi
Gunung berapi memuntahkan gas panas, berbahaya, abu, lava, dan batu yang sangat merusak apapun yagn dilaluinya.
Masalah kesehatan setelah letusan gunung berapi termasuk penyakit menular, penyakit pernapasan, luka bakar, cedera akibat jatuh, dan kecelakaan kendaraan terkait kondisi licin dan berkabut yang disebabkan oleh abu.
Mengutip dari cdc.gov, berikut ini dua ancaman utama yang menyerang kesehatan makhluk hidup ketika terjadi letusan gunung berapi:
1. Abu Vulkanik
Paparan abu vulkanik sangat berbahaya.
Bayi, orang tua, dan orang dengan kondisi pernapasan seperti asma, emfisema, dan penyakit paru-paru kronis lainnya mungkin mengalami masalah jika menghirup abu vulkanik.
Abu vulkanik memiliki tekstur berpasir, abrasif, dan terkadang korosif.
Partikel abu yang kecil dapat menggores bagian depan mata.
Partikel abu mungkin mengandung silika kristal, yaitu bahan yang menyebabkan penyakit pernapasan yang disebut silikosis.