- Sakit kepala;
- Pusing;
- Diare;
- Bronchitis (radang saluran nafas);
- Bronchopneumonia (radang jaringan paru);
- Iritasi selaput lendir saluran pernafasan;
- Iritasi kulit;
- Mempengaruhi gigi dan tulang.
Gangguan kesehatan ini bisa berakibat karena paparan akut dengan jangka pendek atau dalam beberapa hari dan jangka panjang dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
3. Gejala pernapasan akut yang sering dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung mengeluarkan abu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek dan beringus, iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, asma, sesak napas, dan iritasi pada jalur pernapasan.
Gangguan ini akan lebih berat apabila terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napas dan bronkitis kronis, emfisema, atau asma.
4. Abu vulkanik yang terhirup dapat merangsang peradangan di paru-paru serta luka di saluran napas.
Luka ini seperti codet di kulit yang akan menyebabkan luka permanen pada alveolus (paru-paru bawah) yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker.
5. Kulit tubuh juga bisa terkena dampak abu berupa gatal-gatal, iritasi, dan infeksi, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam.
Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
Cara menghindari abu vulkanik
1. Berada sejauh mungkin dengan lokasi letusan guna menghindari dampak negatif abu vulkanik terhadap kesehatan.
2. Menghentikan konsumsi air dari sumber air yang telah tercemar.
3. Mengurangi aktivitas di luar.
4. Rumah harus dalam keadaan tertutup untuk mencegah masuknya abu dan gas ke dalam rumah.
5. Menggunakan masker atau ditambah alat perlindungan diri yang lainnya, seperti kaca mata untuk mengurangi iritasi abu dengan mata.
6. Debu yang sudah menempel di tanah, bangunan, atau jalan perlu segera dibersihkan dengan metode tertentu untuk menghindari berbagai partikulat yang terbang agar tidak menyebar ke daerah lainnya.
7. Tempat penampungan dan saluran dari sumber air bersih harus segera dibersihkan agar air yang tercemar tidak dikonsumsi oleh masyarakat.
8. Risiko negatif dari abu vulkanik yang sudah terdeposisi dapat diminimalkan dengan memanfaatkan abu tersebut menjadi bahan yang berguna.
Pasir dan abu vulkanik yang mengadung silika dan besi merupakan pasir kualitas terbaik yang dapat dijadikan campuran bahan bangunan berupa bahan beton dan bata ringan.
Demikian juga kandungan kimia dari abu vulkanik yang berguna untuk memperkaya unsur hara tanah sehingga dapat dijadikan pupuk.
9. Memanfaatkan abu vulkanik sebagai penjernih air.
Pola silika pada abu vulkanik yang berujung runcing membuat kemampuan pasir menyerap partikel yang tidak diinginkan jauh lebih baik ketimbang pasir biasa.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Abu Vulkanik