TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diwakili Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Abdul Muhari, kabarkan soal jumlah korban erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data dari laporan yang dihimpun oleh petugas di Pusdalops BNPB pada Minggu (5/12/2021), pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal dunia hingga saat ini berjumlah 14 orang.
Dari 14 orang tersebut, dua orang di antaranya dari desa Supiturang adalah desa yang berada di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang
Yakni atas nama Puniyem dan Bawon Triyono.
Sementara itu, lima korban jiwa saat ini ada di RSUD Haryoto dan lima jasad ada di RS Bhayangkara belum teridentifikasi identitasnya.
Baca juga: Semeru Erupsi, Ganjar Pranowo Gelar Doa Bersama Santri Di Solo
Baca juga: Silaturahmi ke Pondok Pesantren Isy Karima, Ganjar Bersama Santri Berdoa untuk Warga Sekitar Semeru
"Untuk jasad yang ada di RSUD Dr Haryoto itu yang dari Desa Curah Kobokan teridentifikasi atas nama Yatifa Rt 15 RW 5 Curah Kobokan, Luluk Edi di RT dan RW yang sama."
"Kemudian Edi Pranowo dari Dusun Sriti, Desa Sumber Urip yang meninggal juga di RSUD Haryoto."
"Sedangkan untuk Kecamatan Candipuro 3 orang meninggal dunia atas nama Daffa 14 tahun dusun kajarkuning, dan Siti 40 tahun dari Kampung Renteng, Dusun Kebon Utara, Desa Sumberwuluh," kata Abdul dikutip dari Kompas Tv, Minggu (5/12/2021).
Dua korban lainnya di Dusun Kebonagung RT 1 RW 4 Desa Sumberwuluh atas nama Besut (55).
Baca juga: Wapres Instruksikan Mensos hingga Gubernur Jatim untuk Sinergi Atasi Musibah Erupsi Gunung Semeru
"(Dengan ini) artinya jumlah total korban ini bertambah satu orang dari rilis yang kita keluarkan tadi siang 12.30 di posisi 13 orang (dan) saat ini pada posisi 14 korban meninggal," kata
Kemudian untuk perkembangan data korban luka berat di Rumah Sakit Dr Haryoto itu berjumlah 8 orang.
Juga RSUD Pasirian 16 orang, RS Bhayangkara 3 orang dan Puskesmas Penanggal sebanyak 8 orang.
Sehingga, total korban luka berat yakni sebanyak 35 orang.
Baca juga: Letak Geografis Gunung Semeru, Gunung Tertinggi di Pulau Jawa dengan Kawah Jonggring Saloko
Adapun untuk luka ringan itu berjumlah 21 orang, sehingga jumlah total korban untuk korban luka itu berjumlah 56 orang.
Jumlah rilis ini juga berkurang dari yang kita keluarkan tadi siang yang sebelumnya sejumlah 69 orang.
Kini dikonfirmasi ada sebanyak 56 orang.
Khofifah Kunjungi Lokasi Bencana
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kunjungi lokasi yang terdampak erupsi Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021).
Yakni tepatnya di Kampung Renteng, desa Sumber Wulu Kec.Candi Puro Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Dari kunjungannya itu, Khofifah kabarkan 16 rumah tertimbun awan panas guguran (APG).
Selain menimbun rumah, APG juga menimbun mobil-mobil warga sekitar.
"Tetapi APG sangat cepat, evakuasi saat yang sama sangat padat, sehingga ada mobil yang tertimbun."
Baca juga: Jembatan Lumajang-Malang Putus Akibat Erupsi Semeru, Kementerian PUPR Cari Jalur Lain
Baca juga: Erupsi Semeru, Jembatan Gladak Perak Putus, 1.000 Warga Dusun Curah Koboan Lumajang Terisolasi
"Ada 16 rumah tertimbun saat ini ada satu warga yang sedang proses evakuasi," tulis Khofifah dalam unggahan media sosial Instagramnya, Minggu (5/12/2021).
Dengan adanya bencana alam ini, Khofifah meminta masyarakat untuk ikut mendoakan.
Khofifah berharap proses evakuasi dapat berjalan lancar dan banyak orang yang selamat.
"Mohon do'a dan gotong royong semuanya. Semoga kita bisa menangani dengan cepat," jelas Khififah.
Pada kesempatan lain, Khofifah mengatakan proses Early Warning System atau Sistem Peringatan Dini sebenarnya sudah berjalan baik.
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Mitigasi Bencana di Desa Supiturang Terkendala Sinyal Telekomunikasi
Juga pemantauan dari PVMBG Gunung Sawur dan Koordinator Penambang juga terkonfirmasi baik.
Kendati demikian, kata Khofifah, material yang dibawa ternyata lebih besar dari perkiraan.
"Bisa dilihat bahwa beberapa meter dari lokasi sudah ada papan jalur evakuasi."
"Pada tataran mitigasi dan Early Warning System relatif sudah jalan. Tetapi material yang dibawa pada guguran kali ini rupanya jauh lebih besar," jelas KHofifah dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (5/12/2021).
Untuk itu Khofifah meminta warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Jangan pernah meremehkan fenomena alam termasuk di daerah lereng Gunung Semeru."
"Pada dasarnya masyarakat sudah paham bagaimana budaya dan karakteristik wilayahnya," kata Khofifah.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Adi Suhendi)