TRIBUNNEWS.COM - Pasca hujan lebat mengguyur Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur Selasa (7/12/2021) malam, dua tenda pengungsian ditambahkan.
Penambahan ini lantaran jumlah pengungsi bertambah setelah sebelumnya sempat kosong karena pengungsi sudah dipindahkan ketempat yang lebih aman.
Dengan disediakannya tiga tenda ini, mampu menampung setidaknya 60 orang pengungsi.
Mereka mayoritas adalah para lansia, ibu dan juga anak-anak.
Di tempat pengungsian ini, mereka telah mendapatkan selimut, makanan, matras dan juga air bersih.
Salah seorang pengungsi asal Dusun Kampung Renteng, Lasimin menjelaskan peristiwa banjir lahar yang menerjang rumahnya.
Baca juga: Mentan SYL Semangati dan Berikan Bantuan Petani serta Masyarakat Terdampak Erupsi Semeru
Baca juga: Bamsoet Donasikan Enam Bulan Gaji Ketua MPR RI Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
Sebelumnya, saat lahar panas Gunung Semeru yang terjadi Sabtu (4/12/2021) lalu sempat menyapa warga yang tinggal di sekitar Kecamatan Sumber Wuluh termasuk dusun Lasimin.
Hingga akhirnya membuat panik warga, terutama Lasimin.
Lasimin menyebut, banyaknya korban jiwa bermula karena mereka tidak bisa melihat lokasi sekitar.
Mengingat kabut dari awan panas sempat membuat jarak penglihatan warga berkurang.
"Kabut datang, itu tidak kelihatan (membuat jarak penglihatan berkurang). Orang-orang itu tidak bisa melihat dengan jelas, sehingga para korban berjatuhan karena orang tidak bisa melihat sekitar."
"Itu langsung lahar panas (yang turun ke pemukiaman warga), bukan lahar dingin itu, tapi lava panas," jelas Lasimin.
Warga yang panik berhamburan ke luar rumah dan berlarian menyelamatkan diri.
Lasimin pun memutuskan mengungsi di rumah sanak saudaranya yang lokasinya berada lebih tinggi dari rumahnya, yakni di Dusun Kebon Agung.