News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Jelang Muktamar NU, Ketum GP Ansor Gus Yaqut Sebut Harus Ada Regenerasi, Apa Tanggapan KH Said Aqil?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketum PBNU KH Said Aqil Siraj saat mengunjungi lokasi Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung (Istimewa).

Said Aqil menerima dukungan dari 28 PWNU se-Indonesia dan para kiai sepuh agar maju kembali sebagai Calon Ketua Umum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Para kiai sepuh itu antara lain Maulana Habib Luthfi di Pekalongan, Tuan Guru Turmudzi di Lombok, KH Muhtadi di Banten, Hadratusyekh Kiai Dimyati Kaliwungu kendal, KH Agoes Ali Masyhuri di Sidoarjo, KH Bastuni di Tasikmalaya.

Baca juga: PWNU Jawa Barat Tegaskan NU Masih Butuh Sosok Kiai Said Aqil

"Saya siap mentaati perintah kiai sepuh dan mengabulkan permohonan para pengurus wilayah dan pengurus PCNU agar saya siap dicalonkan kembali sebagai ketua umum PBNU," kata Said dalam konferensi pers di kawasan Matraman Timur, Jakarta Pusat, Rabu (8/12/2021).

Hadir dalam konferensi pers tersebut, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Ketua PBNU Robikin dan Marsudi Syuhud, Kader NU yang juga Anggota DPR RI F-PKB, Abdul Kadir Karding, serta jajaran petinggi PWNU se-Indonesia.

Sebelum memenuhi permintaan tersebut, Said terlebih dahulu melakukan istikharah dan ziarah ke sejumlah makam para kiai dan ulama sepuh NU.

"Antara lain saya ziarah ke Lar Batang dan ziarah ke Sunan Gnung Jati, Sunan Ampel di Surabaya, ke Madura Bangkalan, ke makam Gus Dur, setelah anggap cukup ziarah ke para aulia itu, saya mendapatkan ketenangan hati, ketetapan hati, saya terima permintaan atau perintah dari para kiai," ujarnya.

Lebih lanjut, Said memaparkan bagaimana NU telah jauh maju pesat dari segala aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, perekonomian, hingga digitalisasi.

Tak kalah penting, Said juga menilai NU harus menjaga akidah dalam bingkai wasathiah, moderat, dan tasawuf.

"Jadi NU sejak dulu sampai sekarang pemimpinnya boleh berganti, Rais Aam berganti, Ketua Umum berganti, tapi prinsip wasatiah dan tasawuf tak pernah berubah," katanya. (Tribunnews/Reza Deni/Kompas Tv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini