Vaksin ini juga dinilai memicu respons kekebalan yang tinggi di usia anak dan remaja. Dari aspek imunogenitas, berdasarkan hasil uji klinis 1 dari 550 anak, vaksin bisa menginduksi antibodi.
Sementara untuk vaksin Sinopharm dan Pfizer sedang dalam proses.
Sementara itu Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menegaskan karena adanya varian covid-19 Omicron maka pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun justru harus disejajarkan dan diakselerasi seperti pelaksanaan vaksinasi pada masyarakat umum maupun lansia.
"Anak ini harusnya sama seperti populasi yang lainnya harus dijadikan target cakupan vaksinasi 70% itu, bukan terpisah dengan masyarakat umum. Karena anak-anak itu berisiko juga dengan adanya varian omicron," jelas Dicky.
Oleh karenanya pemberian vaksinasi Covid-19 kepada anak usia 6-11 tahun harus segera dimulai tanpa ada ketentuan yang harus dipenuhi pemerintah daerah.
Baca juga: Wamenkes Sebut Vaksinasi Booster Akan Mulai Diberikan 1 Januari 2022
"Jadi ini tidak tepat kalau misalkan pemerintah membuat syarat vaksinasi anak usia 6 sampai 11 tahun itu harus memenuhi 70% vaksin kepada masyarakat umum dulu atau 60% lansia, tidak bisa," tegasnya.
Ketentuan capaian vaksinasi ditegaskan dapat diterapkan pada pelaksanaan vaksinasi booster.
Dicky menegaskan pelaksanaan vaksinasi anak usia ini perlu segera dipercepat sejalan dengan kelompok sasaran lainnya. Mengingat populasi anak di Indonesia sangat besar.
"Jumlahnya sasaran anak-anak ini banyak sekali puluhan juta anak-anak di Indonesia dan itu bahaya kalau belum divaksin," ujarnya.(Tribun Network/rin/ktn/wly)