“Selain melakukan akselerasi vaksinasi, mematuhi protokol kesehatan maka diperlukan upaya untuk membatasi pergerakan."
"Sayangi dan lindungi kesehatan kita dan kesehatan Indonesia," pungkasnya.
Baca juga: Dokter Afrika Selatan Melihat Covid-19 Varian Omicron Memiliki Gejala Lebih Ringan daripada Delta
Baca juga: Inggris: Suntikan Booster Berikan Perlindungan hingga 75 Persen dari Covid-19 Omicron
Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai varian baru virus corona B.1.1529 sebagai Omicron.
Varian Omicron ini pertama kali terdeteksi di Botswana pada 11 November 2021, di mana tiga kasus dicatat.
Sementara itu, di Afrika Selatan, di mana kasus pertama ditemukan pada 14 November 2021, 22 kasus telah dicatat, menurut Institut Nasional untuk Penyakit Menular.
Varian yang diturunkan dari garis keturunan B.1.1 ini "belum pernah terjadi sebelumnya" dan "sangat tidak biasa" dalam jumlah mutasinya.
B.1.1529 memiliki 32 mutasi yang terletak di protein lonjakannya, termasuk E484A, K417N dan N440K, yang bisa membantu virus lolos dari deteksi antibodi.
Mutasi lain, N501Y, tampaknya meningkatkan kemampuan virus untuk masuk ke sel kita, membuatnya lebih mudah menular.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Taufik Ismail)