TRIBUNNEWS.COM - Dalam menghadapi ancaman bencana, kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan.
Indonesia dikelilingi tiga lempeng tektonik aktif, deretan gunungapi aktif bagian dari ring
of fire, sehingga termasuk dalam wilayah yang rawan bencana.
Kondisi hidrologi Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap fenomena alam yang dapat berujung bencana seperti angin puting beliung, banjir, banjir bandang, dan longsor.
Salah satu bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana adalah menyiapkan tas siaga bencana (TSB).
Tas siaga bencana merupakan tas yang dipersiapkan anggota keluarga untuk berjaga-jaga apabila terjadi suatu bencana atau kondisi darurat lain.
Baca juga: ANTISIPASI saat Terjadi Gempa Bumi, Ikuti Panduan Berikut untuk Menyelamatkan Diri
Baca juga: Bamsoet Apresiasi dan Dukung BNPB Tangani Korban Erupsi Gunung Semeru BNPB
Baca juga: Kaleidoskop 2021 - 7 Bencana Alam Sepanjang Tahun: Banjir Malang, Gempa Bali, hingga Erupsi Semeru
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merekomendasikan masyarakat untuk mempunyai tas siaga bencana.
Tujuan TSB adalah sebagai persiapan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan saat evakuasi menuju tempat aman.
Adapun sejumlah barang yang harus dipersiapkan dan dimasukkan ke dalam TSB seperti yang dijelaskan BNPB dalam Buku Saku Siaga Bencana, yakni:
1. Surat-surat penting (surat tanah, surat kendaraann, ijazah, akta kelahiran dan lain lain);
2. Sandang untuk tiga hari, meliputi pakaian dalam, celana panjang, jaket, selimut, handuk, jas hujan dan lain lain;
3. Makanan ringan tahan lama (mi instan, biskuit, abon, cokelat dan lain lain);
4. Air minum (setidaknya cukup untuk kebutuhan selama kurang lebih tiga hari);
5. Kotak P3K, berisi obat-obatan pribadi dan obat-obatan umum lainnya;
6. Radio/ ponsel (radio/ ponsel beserta baterai/ charer/ powerbangk, tujuannya untuk memantau informasi seputar bencana);