News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dasco Sebut Ada Parpol Bapaknya Ketua Umum & Anaknya Langsung Dikarbit, Ini Reaksi Demokrat

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam penutupan Kongres ke-3 Tunas Indonesia Raya (Tidar), Minggu (19/12/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menanggapi santai pernyataan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang menyebut ada partai politik yang dikuasai sekelompok orang tertentu atau oligarki.

Sebelumnya, pernyataan Dasco itu disampaikan dalam penutupan Kongres ke-3 Tunas Indonesia Raya (Tidar), Minggu (19/12/2021).

Dasco menegaskan Gerindra tidak mengenal oligarki atau adanya sekelompok orang tertentu yang berkuasa.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menghargai pernyataan Wakil Ketua DPR RI itu.

"Selebihnya berkaitan dengan pernyataannya tentang partai lain, tentunya Bang Dasco yang mesti menjelaskan," kata Kamhar saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (20/12/2021).

Baca juga: Dasco Sebut Partainya Koalisi yang Paling Taat, Gerindra akan Manfaatkan Tambah Kursi di Pemilu 2024

Dikatakan Kamhar, bagi Partai Demokrat, pernyataan Dasco itu biasa saja.

Menurutnya, setiap partai memiliki cara pandang dan pendekatan sendiri-sendiri dalam merumuskan agenda strategis partai, termasuk dalam hal kaderisasi dan regenerasi.

Kamhar pun mengungkapkan Demokrat bersyukur karena dipimpin sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai penerus Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Selain itu, dalam dua tahun kepemimpinan AHY, telah banyak capaian yang diraih Partai Demokrat.

"Kami di Partai Demokrat merasa bersyukur memiliki Mas Ketum AHY, figur pembelajar yang terus mempersiapkan diri sebagai penerus Pak SBY," ucap Kamhar.

"Belum genap dua tahun kepemimpinan Mas Ketum AHY, telah banyak capaian yang diraih dalam memimpin partai, mulai dari gerakan yang dilakukan partai dalam merespon pandemi Covid-19, sukses dalam memperoleh capaian kemenangan melampaui target pada Pilkada serentak 2020 yang lalu," lanjutnya.

Keberhasilan AHY lainnya, dikatakan Kamhar yaitu sukses memimpin perlawanan dari Gerakan Pengambilalihan Paksa Kepemimpinan Partai Demokrat.

Sukses itu dinilai Kamhar semakin mengasah dan meneguhkan kualitas kepemimpinan Ketum AHY yang telah teruji dan andal.

"Saat ini Mas Ketum AHY juga secara aktif memimpin langsung konsolidasi internal Musda dan Muscab yang tengah berjalan," ujarnya.

"Sukses kepemimpinan Mas Ketum AHY ini terpotret pada hasil berbagai lembaga survei yang terus menunjukan tren kenaikan seperti yang dirilis SMRC sebesar 8,6 persen pada Oktober lalu dan rilis Indikator sebesar 10 persen pada Desember ini. Ini semakin meningkatkan semangat dan optimisme kader mewujudkan sukses Pemilu 2024," ujar Kamhar.

Dasco soal Gerindra Bersih dari Oligarki

DPP Partai Gerindra menegaskan tidak mengenal oligarki atau adanya sekelompok orang tertentu yang berkuasa.

Hal tersebut dikatakan Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad dalam penutupan Kongres ke-3 Tunas Indonesia Raya (Tidar), Minggu (19/12/2021).

Dasco memberi contoh lewat Wakil Ketua Umum DPP Gerindra periode 2020-2025 Rahayu Saraswati Djojohadikusumo yang di saat bersamaan terpilih sebagai Ketum Tidar.

Rahayu yang merupakan anak dari salah satu pendiri sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hasyim Djojohadikusumo, menurut Dasco, telah melewati banyak fase.

"Di Gerindra itu tidak mengenal adanya oligarki, bahkan terhadap anak pendiri Gerindra pun itu tidak ada keistimewaan. Rahayu Saraswati yang saya dengar itu menampak dan mengikuti serta mengalami pendidikan yang berjenjang," kata Dasco.

Wakil Ketua DPR RI itu menyebut, sebelum menjadi Waketum DPP Gerindra, Rahyu sempat mengikuti organisasi sayap partai yaitu Tidar dan beberapa aktivitas di perpolitikan.

"Kita tahu sejarahnya. Sudah pernah jadi Anggota DPR RI, ketum sayap partai, sudah menjadi sayap partai Tidar dan Waketum partai besar. Jadi ini adalah prestasi yang dibuat berjenjang jadi bukan karena ada pak Hasyim saya ngomong begini," imbuhnya.

Dasco kemudian membandingkan Gerindra dengan partai-partai lain.

"Jadi tidak seperti partai partai lain yang bapaknya mendirikan partai dan ketua umum partai, tiba tiba anaknya langsung dikarbit," ujarnya.

Dia menilai, Gerindra tidak pandang bulu, siapa pun harus mengikuti fase-fase yang berjenjang sehingga bisa menmpati posisinya dengan matang.

"Mungkin pasca Pak Prabowo 2024 masih ada satu generasi yang kemudian masuk ke generasi II, misalnya Pak Muzani yang 3 tahun di bawah saya, saya udah tua ini. Jadi kaya Pak Muzani, Pak Fadli, saya lebih tua 3-4 tahun. Jadi mungkin setelah ini mereka, masuklah mereka, barulah generasinya Saras dan lain lain," jelasnya.

Sebelumnya, Tunas Indonesia Raya (Tidar) selaku ormas sayap Partai Gerindra resmi memiliki ketua umum baru yakni Rahayu Saraswati.

Menggantikan Aryo Djojohadikusumo, Saraswati diketahui menjadi ketum selama tiga tahun dari 2022 hingga 2024.

Saraswati memastikan Tidar bakal bergerak untuk konsolidasi demi pemenangan Partai Gerindra dan Prabowo Subianto di Pemilu 2024.

"Memastikan kader-kader kita di seluruh Indonesia siap mandiri dan tentunya siap berkonstribusi mau itu sebagai caleg, cakada, mau sebagai timses, bahkan sebagai saksi di TPSnya masing-masing. Kita siap untuk memenangkan partai Gerindra di 2024," kata Saraswati di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu (19/12/2021).

Dia sendiri mengaku tumbuh besar mengawali karier politiknya di Tidar.

"Dan sekarang diberikan amanah yang luar biasa oleh seluruh pengurus PD dan PP yang menjadi kongres Tidar yang ketiga kali ini, memberikan amanah kepada saya menjadi ketua umum periode 2022-2025," katanya.

Putri dari Hashim Djojohadikusumo itu mengatakan bahwa hal tersebut adalah amanah yang tak dianggap remeh.

"Ini untuk mempersiapkan tak hanya di Tidar tapi juga Gerindra berikutnya karena kita adalah sayap pemuda dari Gerindra, anak kandung dari Gerindra," katanya.

"Regenerasi adalah keniscayaan, jadi kami memang dibentuk dan digembleng dan dipersiapkan untuk mendapatkan tongkat estafet kepemimpinan yang berikutnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini