Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek meresmikan pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pangsa pasar domestik.
Mesin hasil kolaborasi antara SMK St Mikael, Politeknik ATMI Solo, dan PT ATMI Solo ini sudah masuk ke dalam aplikasi SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto mengaku bangga dengan prestasi tersebut karena tidak mudah untuk masuk ke dalam sistem SIPLah.
“Produk CNC buatan SMK St. Mikael ini juga telah melewati uji aspek presisi, aspek durability, dan aspek konsistensi kepresisian dalam ribuan jam produksi, sudah sesuai standar industri," ujar Wikan melalui keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).
Menurutnya, ini menjadi suatu pencapaian dalam mengimplementasikan konsep Link and Super Match yang telah digaungkan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbusristek.
Baca juga: Pentingnya Pendidikan Vokasi untuk Mencetak SDM Unggul dan Siap Kerja di Berbagai Bidang
“Kami ingin sekolah-sekolah yang lain dapat mencontoh praktik baik ini sehingga akan tercipta produk-produk lain yang bermanfaat melalui proses pembelajaran pembelajaran berbasis industri dan pembelajaran berbasis proyek di satuan pendidikan vokasi,” kata Wikan.
Ia juga menyampaikan keyakinan akan pentingnya pembelajaran yang menerapkan konsep teaching factory yang umumnya disebut TEFA dan PjBL di SMK atau satuan pendidikan vokasi lainnya.
Baca juga: Tingkatkan Kesadaran Jaga Kesehatan Fisik dan Finansial, Fakultas Vokasi UKI Gelar Webinar Nasional
Pembelajaran model ini agar siswa memiliki pengalaman yang riil saat belajar layaknya belajar dengan suasana dan budaya kerja di industri.
Mesin Leanturn ini merupakan seri mesin EDU CNC, yaitu seri Edulathe dan Edumill, saat ini akan dikirim ke pihak pengguna.