TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersiapkan langkah-langkah menghadapi Covid-19 varian Omicron yang mulai masuk ke Indonesia.
Terlebih, melihat adanya peningkatan jumlah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) masuk ke Indonesia menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Untuk itu, Kemenkes melakukan pengetatan pemeriksaan di seluruh pintu masuk kedatangan.
Pengetatan dilakukan dengan pengetesan PCR dengan S Gene Target Failure (SGTF) dan Whole Genome Sequencing (WGS) bagi seluruh kasus PCR dengan hasil positif.
Baca juga: Menhub Sebut Masa Karantina Ditambah Jadi 14 Hari jika Kasus Omicron Meningkat
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dari hasil pemeriksaan dengan dua metode itu ditemukan bahwa kasus terkonfirmasi paling banyak melalui jalur darat dan laut.
“Semua sudah kita amati dan dites menggunakan PCR serta WGS. Ternyata pintu masuk laut dan darat jauh lebih tinggi positivity ratenya dibandingkan udara," kata Budi, Senin (20/12/2021) dikutip dari laman pers Kemenkes.
Dalam memperketat pemeriksaan di pintu masuk dan karantina, terutama pada jalur darat dan laut, Kemenkes akan dibantu TNI, Polri dan Kemendagri.
Pengetatan tersebut dilakukan dengan melihat sejumlah kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia berasal dari luar negeri.
Baca juga: Waspada Omicron, WNA dari 13 Negara Ini Dilarang Masuk Indonesia
Selain itu, pemerintah juga terus mengejar cakupan vaksinasi Covid-19 agar memenuhi target WHO, yakni 40 peren dari total populasi.
Diketahui, kini total vaksinasi dosis pertama telah mencapai 152 juta dosis, sedangkan untuk vaksinasi doais lengkap sudah mencapai lebih dari 107 juta dosis.
Menkes pun meminta seluruh masyarakat untuk mendukung percepatan vaksinasi.
Salah satu cara mendukungnya, dengan tidak memilih-milih jenis vaksin.
Baca juga: Jelang Nataru, Mendagri Minta Pemda Terbitkan Aturan Pengetatan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi
Kemudian, Menkes juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk mempercepat vaksinasi untuk menghadapi kemungkinan masuknya Omicron ke komunitas lokal."