News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Muktamar NU

Pengurus Cabang NU Serukan Musyawarah Mufakat dalam Muktamar NU

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penabuhan rebana tanda dibukanya Muktamar NU ke-34 oleh Presiden Jokowi, Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin; Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar; Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj; Menteri Sekretaris Negara, Pratikno; Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas; dan Gubernur Provinsi, Lampung Junaidi.

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG – Perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia mendorong penggunaan metode musyawarah mufakat dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung.

Metode musyawarah mufakat ini merupakan tradisi baik dari NU kini perlahan hilang tergerus metode pemungutan suara (Voting).

“Kami menilai musyawarah mufakat yang harusnya menjadi model utama pengambilan keputusan mulai tergerus dan hilang digantikan model pemungutan suara (voting) harusnya hanya menjadi model alternatif atau opsi terakhir saat terjadi kebuntuan (deadlock),” ujar Ketua PCNU Barru Sulawesi Selatan, KH Dr Irham Djalil, Rabu (22/12/2021).

Dia menjelaskan forum muktamar atau forum pengambilan keputusan lain seperti konfrensi wilayah maupun cabang merupakan tempat pertemuan ide, gagasan, aspirasi, maupun kepentingan lain.

Baca juga: Hadir di Muktamar ke-34 NU, Jokowi Beberkan Peran NU dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Tak heran jika dalam proses tersebut ada perbedaan di antara para pemangku kepentingan (stake holder) NU.

Kendati demikian berbagai perbedaan tersebut dulunya dimusyawarahkan sehingga ditemukan kesepakatan bersama.

“Namun saat ini tradisi tersebut perlahan hilang karena dari awal forum disetting untuk pemungutan suara yang memicu upaya mobilisasi suara,” katanya.

Irham mengatakan dalam proses mobilisasi suara inilah dalam banyak forum NU memunculkan masalah di kemudian hari.

Polarisasi kelompok hingga rasa tidak enak antar sesama aktivis NU kerap terjadi.

Pun juga dalam forum muktamar yang memilih pimpinan tertinggi kerap terjadi gesekan tajam antaraktivitis NU.

“Dalam beberapa forum muktamar terakhir juga muncul perbedaan tajam akibat pola voting dalam pemilihan ketua tanfidziah. Maka kami berharap hal itu tidak selalu terulang di setiap forum muktamar sehingga dorongan musyawarah mufakat ini kami gaungkan dan sampaikan,” katanya.

Dia mengungkapkan Musyawarah mufakat merupakan tradisi yang diwariskan para pendiri NU dalam menyikapi berbagai perbedaan baik di konfrensi maupun muktamar yang layak diwarisi oleh semua pengurus NU dan warga nahdliyin.

Hal itu juga perlu diadopsi di muktamar yang merupakan forum tertinggi di NU.

“Muktamar merupakan forum tertinggi yang bisa menjadi etalase untuk mempertontonkan adab dan nilai-nilai baik NU ke warga dunia. Termasuk salah satunya adalah mempertontonkan penggunaan metode musyawarwah mufakat dalam setiap proses pengambilan keputusan, utamanya dalam memilih jajaran pengurus syuriah dan pengurus tanfidziah,” katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini