TRIBUNNEWS.COM - Riyanto merupakan salah satu anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang meninggal karena menyelamatkan banyak nyawa ketika malam Misa Natal.
Ia meninggal pada 24 Desember 2000 saat malam Misa Natal.
Peristiwa tragis itu terjadi di depan Gedung Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPDI) Eben Haezer, Mojokerto.
Riyanto terkena serpihan bom karena terlambat membuang bom yang dikemas dalam kantong plastik.
Ia menyelamatkan ratusan nyawa.
Umur Riyanto ketika itu baru 25 tahun.
Riyanto berkorban untuk banyak orang meski berbeda agama.
Bahkan, almarhum Gus Dur mengatakan Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan.
Baca juga: Gus Yahya Terpilih Jadi Ketum PBNU, KAHMI: Proses Demokratisasi dalam Muktamar Berjalan dengan Baik
Baca juga: Said Aqil kepada Gus Yahya: Semoga Allah Memberi Kekuatan
Peristiwa heroik itu sudah terjadi dua puluh satu tahun berlalu.
Namun, sosok Riyanto selalu dikenang atas keberaniannya dalam menyelamatkan para jemaah.
Rudi Sanusi Widjadja, seorang Pendeta Gereja Eben Haezer, mengenang sosok Riyanto sebagai seorang patriot.
"Karena keberanian dia untuk membawa itu dengan asumsi supaya tidak ada ledakan bom itu sehingga dia masukkan ke bak kontrol di depan."
"Kalau dari kita dia itu seorang yang saya katakan sebagai pahlawan kemanusiaan," ujarnya dilansir dari YouTube Kompas TV, Rabu (25/12/2019).
Riyanto juga menjadi sosok yang tidak akan pernah dilupakan oleh para anggota Banser Kota Mojokerto.