News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintahan Jokowi Harus Tuntaskan Agenda Rakyat

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP Ormas PROJO, Budi Arie Setiadidengan kru redaksi Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Kamis (16/7/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Ormas PROJO, Budi Arie Setiadi menyampaikan refleksi sekaligus pijakan dalam menyongsong 2022 di penghujung tahun 2021. 

Budi Arie mengatakan pemerintahan Presiden Joko Widodo menapaki ujian berat untuk mengatasi pandemi Covid-19 sepanjang 2020-2021.

Rakyat mengetahui bagaimana Presiden Jokowi tanpa kenal lelah memimpin penanganan pandemi sehingga pada akhir 2021 telah menunjukkan hasil yang signifikan.

"Kasus positif Covid-19 menurun tajam dan geliat perenomian sudah mulai terlihat. Presiden Jokowi berhasil merangkul semua pihak untuk bersama bahu-membahu menangani Covid-19. Indonesia  mendapat pengakuan dunia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani pandemi Covid 19 dengan baik," ujar Budi Arie, dalam keterangannya, Selasa (28/12).

Budi Arie juga menyinggung gerakan vaksin gratis untuk rakyat yang disokong penuh oleh Presiden Jokowi. 

PROJO bersama TNI, Polri, Depkes dan segenap komponen bangsa lainnya mengeksekusinya melalui program  nasional dalam Gerakan Nasional Percepatan Vaksinasi Covid 19 untuk 7 juta warga perkebunan dan desa- desa produktif. 

PROJO, lanjutnya, meyakini dengan kerja-kerja pantang menyerah pemerintah bersama rakyat, target vaksinasi 70 persen  di Indonesia dapat tercapai pada akhir 2021.

Baca juga: Projo Desak Jokowi Segera Lakukan Reshuffle Kabinet: Bersihkan yang Tak Sesuai Visi Presiden

"Penanganan pandemi Covid-19 dan percepatan pemulihan ekonomi seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan agenda-agenda kerakyatan yang telah dicanangkan oleh Presiden Jokowi sejak Pemilu 2014," katanya. 

Menurutnya, PROJO melihat dan merasakan bagaimana rakyat mulai terpinggirkan. Penanganan pandemi Covid-19 justru dijadikan alat oleh sejumlah oknum dan pejabat  di dalam pemerintahan untuk menyengsarakan rakyat. 

"Ide vaksin berbayar muncul di tengah angka vaksinasi yang masih rendah dan perekonomian rakyat yang anjlok karena pandemi. Kemudian harga tes PCR Covid-19 yang mencekik ditengarai diatur oleh mafia PCR secara terstruktur dan massif," ucapnya. 

"Kebijakan PCR mahal telah dianulir, tapi kerugian rakyat selama sekitar 1 tahun sudah terjadi. Agenda Rakyat telah dibajak dan dibonsai oleh segelintir elit politik ekonomi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," imbuhnya. 

Begitu pula ide vaksin booster berbayar, yang kata Budi Arie jelas harus kita tolak. Vaksin Covid-19 dinilainya harus tetap menjadi public goods dan bukannya komoditas.

Baca juga: Projo: Segera Bersihkan Pemerintah dari Mafia Bisnis Pandemi

Kredibilitas program vaksinasi menurutnya harus terjaga. Negara harus hadir untuk warganya tanpa terkecuali. Dia pun meminta semua pihak jangan cepat terpukau dengan berbagai argumentasi 'tidak menggunakan APBN' untuk mendukung berbagai kebijakan Pandemi  yang jelas- jelas merupakan legalisasi bisnis pandemi. 

"Hal ini jelas mengusik rasa kemanusiaan kita yang terdalam. Pemerintahan Jokowi harus memiliki sense kebangsaan dan kerakyatan sekaligus," katanya. 

Selain itu, Budi Arie mengatakan Pemilu mendatang yang akan digelar pada 2024 turut memicu sejumlah elite di pemerintahan untuk membangun simpati dan dukungan publik di masa pandemi. Kekuasaan, kebijakan, dan akses ekonomi dimanfaatkan untuk tujuan pribadi jangka pendek tersebut. 

Kasus korupsi penyaluran bansos pandemi Covid-19 yang menyeret menteri dan sejumlah pejabat kementerian adalah contoh nyata. Meski demikian, bukan berarti penyelewengan lainnya yang memanfaatkan kesusahan rakyat di masa pandemi Covid-19 lantas berhenti.

Di sisi lain, dia menyebut rakyat membutuhkan lapangan kerja yang sebelumnya dirampas oleh pandemi. Pendidikan juga belum berjalan normal.

Baca juga: Soal Mafia PCR, Projo: Presiden Tahu Mana Kardus, Mana Kayu Jati

Menurutnya rakyat menunggu tindakan tegas dalam memberantas penyelewengan yang telah terjadi. Pemerintahan juga harus disterilkan dan dipurifikasikan dari anasir-anasir yang menyabot agenda rakyat. 

"Kita tidak anti industri dan usaha besar. Karena setiap negara memerlukan skala ekonomi dan industri yang kompetitif dalam persaingan global. Tapi semua itu harus dibangun dengan nuansa keadilan dan bukan milik kelompok tertentu saja," kata dia. 

Oleh karenanya, ormas PROJO meminta Presiden Jokowi terus mewujudkan agenda-agenda kerakyatannya yang menjadi benih dan janin bagi lahirnya pemimpin rakyat. Sebab menurutnya lahirnya pemimpin rakyat dan agenda rakyat adalah satu kesatuan jiwa dan raga. 

Pemimpin rakyat tanpa agenda rakyat, lanjutnya, hanya akan menjadi zombi dalam sejarah gerak kebangsaan kita. Pelaksanaan agenda-agenda rakyat menjadi titik temu dengan PROJO sehingga menjadi pendukung setia Presiden hingga saat ini. 

"Ormas PROJO menegaskan komitmen untuk tetap 'Setia di Garis Rakyat' bersama Presiden Jokowi. PROJO siap membantu, mengkritisi dan mensukseskan program-program Presiden Jokowi di tengah dinamika tahun-tahun politik ke depan," kata Budi Arie.

"Pemimpin besar meninggalkan legacy, yang tidak hanya menjadi kenangan indah kelak, namun juga memberi manfaat seluas-luasnya untuk keutamaan rakyat. Pemimpin rakyat harus berjuang mewujudkan segenap agenda rakyat. 
PROJO bersama seluruh elemen gerakan rakyat bersatu padu bertekad ikut aktif  memastikannya," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini