TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompolnas mencatat ada tiga hal yang perlu dievaluasi dan dibenahi oleh Polri pada 2022 mendatang.
Hal tersebut merujuk laporan akhir tahun Polri 2021.
Pertama, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti menyampaikan pihaknya meminta agar Polri segera memasang body kamera terhadap seluruh anggotanya yang bekerja untuk mencegah ada penyelewengan jabatan.
Baca juga: Respons Wakil Wali Kota hingga Pengakuan Anggota Dishub Bekasi Lawan Arah Kawal Mobil Mewah ke Ciawi
Baca juga: Tahanan Kabur Jebol Plafon, 3 Penyidik Polres Bekasi Kota Diperiksa Irwasda dan Propam Polda Metro
"Pertama akan digunakannya body worn camera oleh anggota Polri. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Kompolnas. Body worn camera sangat bagus untuk mengawasi kinerja anggota di lapangan agar tidak melakukan penyimpangan, misalnya agar tidak melakukan kekerasan berlebihan, atau tidak melakukan pungli serta tindakan arogan," kata Poengky saat dikonfirmasi, Senin (3/1/2021).
Penggunaan body kamera, kata Poengky, juga merupakan bentuk akuntabilitas dan transparansi serta menunjukkan Polri yang modern.
Ia menuturkan pemasangan body kamera telah dipakai polisi negara-negara lain.
"Polisi di negara-negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat, serta negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia dan Filipina juga sudah menggunakan body camera. Kami berharap dengan penggunaan body camera, Polri menjadi lebih presisi, sehingga cita-cita Reformasi Kultural Polri agar seluruh anggota Polri menjadi polisi yang humanis, profesional dan menghormati HAM segera terwujud," jelas dia.
Baca juga: Kompolnas Nilai Pelayanan Korlantas Selama Operasi Lilin 2021 Sudah Berjalan Baik
Catatan kedua, Poengky menyatakan pihaknya meminta unit PPA untuk dinaikkan menjadi Direktorat PPA.
Peningkatan dari unit menjadi direktorat ini sangat dibutuhkan, mengingat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak semakin meningkat.
"Sehingga dengan peningkatan dari unit menjadi direktorat tersendiri akan lebih meningkatkan pelayanan dan perlindungan pada perempuan dan anak-anak terkait upaya penegakan hukum," ungkapnya.
Ketiga, Poengky menyampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan memberikan posisi strategis kepada Polwan.
Hal ini perlu didukung karena jumlah Polwan hanya 5,8 persen dari jumlah seluruh anggota Polri.
"Jumlah ini terkecil di Asia Tenggara. Padahal jumlah Perempuan di Indonesia 50% dari total jumlah penduduk, sehingga jumlah Polwan perlu lebih diperbanyak untuk melayani masyarakat. Selain perlunya peningkatan rekruitmen Polwan, peningkatan jumlah Polwan yang menjadi Kapolsek dan Kapolres," terang dia.
Baca juga: Pemulung di Bekasi Tega Cabuli Remaja Pria di Toilet Umum, Korban Diberi Uang Rp 2 Ribu
Lebih lanjut, Poengky juga mengharapkan para Polwan bisa menempati posisi strategi di Korps Bhayangkara.
"Kami juga mendorong perlunya meningkatkan pangkat Polwan menjadi Irjen. Saat ini ada 3 Brigjen Polwan yaitu Brigjen Pol Ida Oetari, Brigjen Pol Apriastini, dan Brigjen Pol Juansih yang menurut kami kesemuanya sangat layak menyandang pangkat Irjen. Kami juga mengharapkan Polwan bisa dipercaya menjadi Kapolda dan posisi-posisi strategis bintang dua lainnya," tukasnya.