Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyatakan, dalam hasil investigasi yang dilakukan pihaknya, diduga ada keterlibatan anggota Polri dalam upaya penyelundupan imigran gelap ke Malaysia.
Dengan begitu, maka kata dia, dugaan keterlibatan oleh oknum penegak hukum tak hanya melibatkan anggota TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.
"Iya anggota TNI AU, anggota TNI AL dan anggota Polri, ya kami harus mengatakan itu kan, karena BP2MI bukan penegak hukum, sehingga kami mengatakan dugaan, kan gitu," kata Benny saat dihubungi wartawan, Rabu (5/1/2022).
Kendati begitu, Benny belum memberikan keterangan pasti terkait identitas dari oknum anggota Polri yang dimaksud.
BP2MI sudah melakukan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo guna membahas mengenai kasus tersebut di Mabes Polri.
Baca juga: Pomal Periksa Anggota TNI AL yang Rumahnya Dikontrak Imigran Gelap
"Dengan Kapolri kan kemarin sudah menyampaikan, termasuk adanya dugaan keterlibatan anggota Polri," kata Benny.
"Tapi tentu menjadi kewenangan dari institusi yang bersangkutan, apakah mau mempublish namanya, apakah mau mengambil tindakan apa, sifatnya kita hanya menyampaikan hasil investigasi," kata Benny.
Diketahui, proses investigasi itu dilakukan setelah adanya insiden kapal jenis Boat Pancung yang tenggelam di perairan Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor Bahru, Malaysia pada Rabu (15/12/2021) lalu.
Dalam insiden tersebut, diketahui kapal itu membawa puluhan pekerja migran ilegal dari Indonesia.
Beberapa di antara mereka dipastikan meninggal dunia.
Dari investigasi tersebut BP2MI menduga adanya pihak atau aparat penegak hukum yang turut terlibat dalam penyelundupan PMI ilegal tersebut. Di antaranya yakni anggota TNI AL, TNI AU dan Polri.
Diberitakan sebelumnya Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengungkapkan fakta hasil penyelidikan kasus tenggelamnya kapal jenis speedboat yang membawa TKI ilegal di perairan Tanjung Balau, Tebing Tinggi, Johor Bahru, Malaysia, Rabu (15/12/2021) lalu.
Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengatakan kapal tersebut kerap digunakan untuk mengirim PMI ilegal ke Malaysia dan menjemput PMI ilegal yang akan pulang ke Indonesia.