TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membuka lembaran baru tahun 2022, situasi pandemi Covid-19 di Indonesia jauh terkendali dibandingkan saat gelombang kedua melanda pertengahan tahun 2021.
Meskipun demikian dunia masih dicemaskan dengan menyebarnya varian baru omicron.
Lonjakan kasus kembali terjadi di benua Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lain.
Baca juga: Survei Terkini Elektabilitas Sejumlah Partai Politik
Indonesia tidak luput dihinggapi oleh varian omicron, yang sebagian besar bersumber dari pelaku perjalanan luar negeri.
Pemerintah menyatakan tekad untuk memperketat karantina, setelah kehebohan terkait lolosnya figur selebgram dengan menyuap petugas.
Karantina menjadi sangat penting untuk mencegah transmisi lokal varian omicron, selain pembatasan perjalanan dari sejumlah negara berisiko.
Pemerintah juga tengah mempersiapkan program vaksinasi booster yang diyakini ampuh untuk meningkatkan kekebalan.
Sebelumnya program vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun sudah digulirkan, seiring pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Baca juga: Survei: Elektabilitas Prabowo-Ganjar Memimpin, Anies-Ridwan Kamil Bersaing Ketat
Baca juga: Relawan Minta Vaksinasi Covid-19 Booster Harus Ditunda dan Diberikan Gratis, Ini Alasannya
Baca juga: Varian Omicron Melonjak, Pejabat Pemprov DKI Dilarang ke Luar Negeri
Pada tahun 2022 Indonesia juga dipercaya memimpin Presidensi G20 yang merupakan forum negara-negara besar di dunia, mencakup 90 persen PDB secara global.
Berlanjut pada 2023 mendatang, Indonesia kembali mendapat giliran untuk memimpin sebagai ketua ASEAN.
Hal ini menunjukkan dunia makin mengakui peran strategis Indonesia di kancah internasional maupun kawasan.
Di tengah upaya pemulihan ekonomi global dan upaya transisi dari pandemi menuju endemi, posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam 1-2 tahun ke depan.
Dampaknya, tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi menjulang tinggi.
Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan kepuasan publik mencapai 82,1 persen, di antaranya 7,5 persen menyatakan sangat puas.
“Memasuki tahun 2022, sebanyak 82,1 persen publik merasa puas terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi,” kata peneliti indEX Research Reza Reinaldi dalam siaran pers di Jakarta, pada Minggu (9/1/2022).
Baca juga: Bakal Dipanggil DPRD DKI dan Lokasi Sirkuit Dikritik Giring, Crazy Rich Tanjung Priok Angkat Bicara
Menurut Reza, momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar bisa menjadi legacy Jokowi pasca-2024.
Sebagai catatan, selama satu setengah periode menjabat, Jokowi lebih fokus dalam urusan dalam negeri, utamanya dengan menggencarkan pembangunan infrastruktur.
Baru belakangan Jokowi mulai tampil dalam forum-forum internasional, seperti KTT G20 di Roma Italia dan konferensi perubahan iklim (COP26) di Glasgow Inggris.
Pada saat bersamaan, dua tahun mendatang merupakan tahun politik yang akan menyita perhatian di dalam negeri.
“Jokowi harus mampu mengelola antara tarikan peran internasional dengan urusan domestik,” kata Reza.
Baca juga: Wakil Ketua DPR Sidak ke Polsek Setiabudi, Ada Apa ?
Sebagai catatan, masih ada sebanyak 17,3 persen publik merasa tidak puas, di antaranya 2,0 persen tidak puas sama sekali, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 0,6 persen.
Survei ini dilakukan pada 26 Desember 2021-5 Januari 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi, dipilih secara acak bertingkat, diwawancara secara tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan.
Margin of error ±2,9 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.