TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini profil tiga perempuan yang masuk dalam jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Mereka adalah Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudz, Nyai Hj Sinta Nuriyah A Wahid, dan Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid, yang masuk sebagai Mustasyar.
Sebagai informasi, Mustasyar dalam PBNU adalah penasihat yang bertugas memberikan nasihat pada pengurus NU sesuai tingkatannya.
Dilansir Tribunnews, bergabungnya Hj Nafisah, Hj Sinta Nuriyah, dan Hj Machfudhoh Aly Ubaid dalam kepengurusan PBNU, merupakan pertama kalinya dalam sejarah, sepanjang 96 tahun kalender Masehi atau 99 tahun kalender Hijriyah, sejak NU berdiri.
Selain ketiga perempuan tersebut, ada Hj Khofifah Indar Parawansa dan Alissa Qotrunnada Wahid yang tergabung di Tanfidziyah.
Baca juga: Ini Susunan Lengkap Pengurus PBNU Masa Khidmat 2022-2027
Baca juga: Pertama Kali Dalam Sejarah Tokoh Perempuan Masuk Jajaran Pengurus PBNU
Dirangkum Tribunnews, berikut profil Hj Nafisah, Hj Sinta Nuriyah, dan Hj Machfudhoh:
1. Profil Nafisah Sahal Mahfudz
Hj Nafisah merupakan istri dari almarhum KH Sahal Mahfudz yang meninggal pada 2014 silam.
KH Sahal adalah tokoh penting Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan NU.
Mengutip ansorjepara.or.id, Nafisah terlahir dari keluarga pesantren.
Sang ayah, KH Abdul Fatah Hasyim, adalah pengasuh Pesantren Fathimiyah di Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur.
Sejak kecil, Nafisah menjalani pendidikan formal dan non-formal dalam dunia pesantren.
Dikutip dari situs resmi IAIN Walisongo, Nafisah menempuh sekolah Madarasah Ibtidaiyah (MI) setara sekolah dasar hingga Madrasah Aliyyah (MA) setara SMA di lingkungan Pondok Pesantren Tambak Beras.
Setelahnya, ia melanjutkan ke Sekolah Persiapan Perguruan Tinggi Agama (SPPTA) Yogyakarta.
Ia menamatkan pendidikan S1-nya di Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nafisah memulai aktivitas keagamaan dan organisasinya setelah resmi menjadi istri KH Sahal Mahfudz pada 1966.
Saat itu, ia menetap di Kajen, Pati, Jawa Tengah untuk mengurus Pondok Pesantren Malaskul Huda usai menikah.
Ia juga ikut mengurus Pondok Pesantren Putri Al-Badi'iyah yang berdiri tahun 1972.
Menjadi istri tokoh NU, membuat Nafisah juga tergabung dalam organisasi ini.
Ia pernah menjadi Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Pati selama dua periode (1976-1987).
Selain aktif di NU, Nafisah juga pernah menjadi anggota DPR pada masa orde baru.
Setelahnya, ia menjabat sebagai anggota DPD RI periode 2004-2009.
Kendati memiliki pengalaman di dunia politik, Nafisah tak melanjutkan kariernya.
Setelah jabatannya menjadi DPD RI selesai, ia memilih kembali mendampingi sang suami mengurus pondok pesantren dan masyarakat.
Baca juga: Gus Yahya: Laporan Keuangan PBNU Harus Terbuka dan Bisa Diakses Publik
2. Profil Sinta Nuriyah A Wahid
Dilansir TribunnewsWiki, Sinta Nuriyah A Wahid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 8 Maret 1948.
Ia adalah istri Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias GusDur.
Sinta menamatkan pendidikan S1-nya di IAIN sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Lalu, meraih gelar S2 Program Kajian Wanita Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI).
Selama ini, Sinta dikenal sebagai aktivis pendukung Islam moderat.
Ia juga aktif memperjuangkan hak-hak perempuan, utamanya di komunitas masyarakat Islam.
Dilatarbelakangi keinginannya itu, Sinta pun membangun sebuah yayasan bernama Puan Amal Hayati.
Nama Puan berasal merupakan kepanjangan dari Pesantren untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak.
Tak hanya itu, Sinta juga pernah menjadi tenaga pengajar di Pesantren Mambaul Ma'arif, Universitas Hasyim Asy'ari, dan Universitas Darul Ulum, di mana ketiganya berada di Jombang.
Pada Agustus 2021 lalu, Sinta dikabarkan meninggal dunia.
Dilansir Tribunnews, kabar itu kemudian dibantah putrinya, Anita Wahid, dengan mengunggah foto sang ibu tengah mengaji.
"Berita yang seliweran di WhatsApp tentang kepergian Ibu Sinta Nuriyah tidak benar. Beliau alhamdulillah sehat, segar, dan bisa melaksanakan ibadah dengan lancar.
Foto ini diambil beberapa menit lalu, tampak beliau sedang membaca Al-Quran seperti biasa," tulis @AnitaWahid, Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Jadi Ketua Tanfidziyah PBNU, Khofifah Bicara Peningkatan Kualitas SDM Perempuan di NU
3. Profil Machfudhoh Aly Ubaid
Dikutip dari muslimatnu.or.id, Machfudhoh Aly Ubaid lahir di Jombang, Jawa Timur pada 12 Maret 1944.
Ia adalah putri pertama dari KH Wahab Chasbullah, satu diantara pelopor berdirinya NU.
Kariernya di dunia politk berawal saat Machfudhoh kerap diajak Ketua Umum PP Muslimat NU, Asma Sahroni, diskusi mengenai permasalahan yang terjadi di masyarakat.
Bermula dari diskusi itu, Machfudhoh kemudian menjadi Ketua Umum Fatayat NU pada 1976.
Setelahnya, ia tercatat pernah menjabat sebagai Ketua I Pucuk Pimpinan Muslimat NU dan A'wan PBNU.
Selain di NU, Machfudhoh juga aktif di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Ia pernah menjadi Ketua Departemen Dakwah DPP PPP pada 90-an.
Machfudhoh juga aktif di Muslimat NU.
Mengutip nu.or.id, ia pernah menjadi Ketua I periode 2011-2016 dan merangkap sebagai Ketua Hidmat (Himpunan Daiyah Majelis Taklim Muslimat NU).
Di tahun 2016, Machfudhoh mengumumkan dirinya pensiun dari pengurus harian Muslimat NU.
Ia memilih pensiun setelah mengabdi selama 25 tahun.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Gita Irawan/Daryono, TribunnewsWiki/Puan)