TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga merupakan aktivis 98, Ubedilah Badrun diketahui melaporkan dugaan adanya tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang yang melibatkan dua putra Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Pelaporan itu ditanggapi oleh kelompok relawan militan Jokowi, yakni Jokowi Mania (JoMan).
Wakil Ketua Umum JoMan Bambang Sri Pujo Sukarno Sakti menyebut pelaporan tersebut hanya untuk panjat sosial (pansos) semata.
Namun bantahan langsung diberikan oleh Ubedilah selaku pelapor.
Dia menegaskan tidak pansos, dan motifnya melapor adalah untuk menghadirkan good governance.
"Motif saya untuk melaporkan ini adalah untuk menghadirkan good governance. Jadi karena sesuai dengan semangat reformasi, sebagai didalam TAP MPR nomor 11 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang terbebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), jadi semangatnya kepentingan nasional," ujar Ubedilah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Gibran Dilaporkan ke KPK Saat Namanya Muncul Jadi Calon Kuat Gubernur DKI dan Jateng
Menurutnya pelaporan tersebut justru mewakili kepentingan orang banyak dimana masyarakat saat ini diklaimnya sudah bosan dan muak dengan praktek KKN.
Disebutkannya, cara paling beradab untuk menyatakan hal itu adalah melalui proses hukum.
"Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa (motif) saya demi kepentingan publikasi, oh tidak. Coba di tracking saya dikenal media sejak kapan. Mudah-mudahan publik juga bisa mengecek," katanya.
"Saya tidak mau mengatakan saya populer tapi silakan ditracking saja data saya untuk melihat kiprah saya di arena ruang publik dan ruang intelektual. Jadi nggak ada motif (pansos) itu," imbuh dia.
Selain itu, Ubedilah menilai pernyataan dari pihak yang menyatakan dirinya pansos sangatlah tidak intelektual dan tidak substantif.
"Itu nggak intelektual lah. (Saya melapor) Demi pemberantasan KKN tapi yang dia kritik sesuatu yang tidak substantif. Jauh banget. Ayolah perdebatannya lebih kepada hal yang substantif," tandasnya.