News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Jokowi Pilih Nusantara Jadi Nama Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, Sejarawan: Terkesan Jawa-Sentris

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) meninjau progres persiapan pembangunan Ibu Kota baru di kawasan Kelurahan Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara, Selasa (17/12/2019). Hari ini Presiden Jokowi meresmikan beroperasinya Tol Balikpapan-Samarinda yang akan menjadi jalur penghubung utama menuju Ibu Kota baru RI. TRIBUNNEWS/BIRO PERS/AGUS SUPARTO

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah mengumumkan ibu kota baru di Kalimantan Timur akan diberi nama 'Nusantara.'

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

Dalam rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) dengan pemerintah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1/2022).

Menanggapi hal tersebut, Sejarawan JJ Rizal menilai pemberian nama 'Nusantara' ini terkesan Jawa-sentris.

"Sejak zaman pergerakan ketika istilah ini muncul untuk digunakan sebagai nama wilayah bangsa dan negara yang hendak didirikan, nama Nusantara segera tersingkir karena dianggap Jawa-sentris," kata Rizal dilansir Kompas.com, Selasa (18/1/2022).

Baca juga: Undang-Undangnya Ditetapkan Hari Ini, Darimana Pemindahan Ibu Kota Negara Didanai?

Pemberian nama 'Nusantara' ini juga dinilai Rizal bertolak belakang dengan gagasan pokok pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) yang baru.

Karena sebelumnya, Kalimantan dipilih IKN yang baru dengan tujuan memutus kesenjangan antara wilayah Pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa.

Rizal menambahkan istilah Nusantara ini juga mencerminkan bias Jawa yang dominan.

Nusantara juga merupakan produk cara pandang Jawa pada masa Majapahit yang membagi antara negara gung (Kota Majapahit) dengan mancanegara (luar Kota Majapahit).

"Sebab, istilah Nusantara mencerminkan bias Jawa yang dominan. Nusantara adalah produk cara pandang Jawa masa Majapahit yang mendikotomi antara negara gung (kota Majapahit) dengan mancanegara (luar kota Majapahit)," ucap Rizal.

Baca juga: Ibu Kota Negara Nusantara Akan Dipimpin Kepala Otorita, Apa Itu?

Lebih lanjut Rizal menuturkan, wilayah diluar Majapahit inilah yang kemudian disebut dengan Nusantara.

Rizal menuturkan penyebutan istilah Nusantara bukan hanya sekedar pembagian secara kewilayahan, tapi juga terkait peradaban.

Alasan tersebutlah yang membuat Rizal menilai pemilihan nama Nusantara sebagai nama ibu kota baru ini kurang tepat.

"Pemakaian nama ibu kota baru Nusantara tidak mewakili pikiran RI yang didirikan sebagai amanat untuk setara, tetapi mewakili arogansi dan dominasi pikiran elite 'Keraton Jawa' gaya baru 2022," pungkasnya.

Baca juga: Fadli Zon Usul Ibu Kota Negara Dinamakan Jokowi, Nama Nusantara Dinilai Kurang Cocok

Pilihan Presiden Jokowi, Ibu Kota Baru Diberi Nama Nusantara

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, nama untuk ibu kota baru atau Ibu Kota Negara (IKN) pengganti Jakarta akhirnya terungkap.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengungkapkan pemerintah sudah menyiapkan nama untuk ibu kota baru yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur itu.

Ada pun nama yang disiapkanadalah Nusantara.

”Ini saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah lagsung dari Bapak Presiden yaitu pada hari Jumat. Jadi sekarang hari Senin, hari Jumat lalu, dan beliau mengatakan ibu kota negara ini Nusantara," kata Suharso dalam rapat Pansus RUU IKN yang disiarkan virtual pada Senin (17/1/2022).

Baca juga: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kaltim, Apakah Semua ASN Akan Ikut Pindah?

Menurut Suharso, ada dua alternatif ibu kota negara, yang bernama Nusantara adalah satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus.

Yang selanjutnya disebut IKN itu dihilangkan menurut ahli bahasa, menjadi ibu kota negara yang bernama Nusantara, adalah satuan pemerintah daerah yang bersifat setingkat provinsi," sambung Suharso.

Suharso menjelaskan, alasan Nusantara dipilih menjadi nama ibu kota baru karena
nama nusantara sudah dikenal sejak dulu, ikonik di kalangan internasional, mudah dan
menggambarkan kenusantaraan Republik Indonesia.

"Dan saya kira kita semua setuju dengan istilah nusantara itu," tambahnya.

Suharso mengungkapkan, pihaknya sebenarnya menyiapkan banyak opsi nama untuk pusat pemerintahan yang baru tersebut. Menurut Suharso, setidaknya ada 80 lebih opsi nama yang disampaikan ke pemerintah.

Baca juga: Ramai Nama Ahok Bakal Calon Kepala Otorita Ibu Kota Baru, Kementerian BUMN Pernah Beri Tanggapan Ini

Ia lantas membacakan di antaranya Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Pertiwi Pura, Wana Pura, Cakrawala Pura, hingga Kertanegara.

Dalam pemilihan nama untuk IKN baru, pihaknya telah memanggil ahli bahasa, ahli sejarah, dan sejumlah pakar lainnya.

"Mereka yang punya otoritas untuk memberikan knowledge kepada kami, para pakar itu untuk memilih kata-kata yang paling tepat dan ini begitu besar sekali," ucap Suharso.

Akhirnya dari lebih 80 nama yang diajukan pihaknya itu, Presiden Jokowi memilih Nusantara menjadi nama IKN baru.

"Akhirnya dipilih kata Nusantara, tanpa ada kata Jaya. Itu nanti saya kira penjelasan lebihnya setelah diskors," jelas Suharso.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Anita K Wardhani)(Kompas.com/Elza Astari Retaduari)

Baca berita lainnya terkait Pemindahan Ibu Kota Negara.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini