Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Omicron di Indonesia terus meningkat.
Dalam waktu sebulan, kasus varian baru ini yang dilaporkan Kementerian Kesehatan per 15 Januari menyentuh angka 748 kasus.
Lonjakan kasus yang sangat cepat membuat pemerintah mengambil sejumlah langkah mitigasi agar meminimal jumlah kenaikan kasus Covid-19 di tanah ari.
Berikut kronologi peningkatan kasus omicron di Indonesia:
16 Desember 2021
Pada Kamis (16/12) Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan, temuan kasus varian Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
N tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri sehingga dapat disimpulkan N tertular dari WNI yang datang dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet.
Baca juga: Studi Israel: Dosis Keempat Vaksin Covid-19 Kurang Efektif Lawan Omicron
22 Desember 2021
Kasus positif Covid-19 varian Omicron di Indonesia saat itu adalah ada 5 orang dan mayoritas merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
26 Desember 2021
Empat hari berselang kasus naik menjadi 46 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 16 Desember lalu.
28 Desember 2021
Kasus pertama varian Omicron transmisi lokal diumumkan.
Pria asal Medan 37 tahun yang melakukan perjalanan bisnis ke Jakarta, dikonfirmasi positif Omicron saat melakukan tes PCR di Jakarta.
Dengan demikian, jumlah kasus konfirmasi positif Omicron di Indonesia menjadi 47 kasus, dimana sebanyak 46 kasus merupakan kasus impor dan 1 kasus transmisi lokal.
29 Desember 2021
Terdapat 68 kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia hingga Rabu (29/12), 52 pasien mengalami gejala ringan dan 16 pasien lainnya tak bergejala.
Adapun asal dari para pelaku perjalanan luar negeri ini, katanya, sebagian besar berasal dari PMI Arab Saudi, juga dari Turki, Uni Emirat Arab, Ukraina, dan negara-negara lainnya.
4 Januari 2022
Paska liburan Natal dan Tahun Baru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat tambahan kasus Omicron sebanyak 92 pada 4 Januari 2021.
Kini total kasus Omicron menjadi 254 kasus terdiri dari 239 kasus dari pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.
8 Januari 2022
Kasus konfirmasi Omicron kembali bertambah 57 orang pada Jumat (7/1). Sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak di Indonesia 318 orang.
Orang yang terinfeksi Omicron didominasi oleh mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat terpapar Covid-19.
10 Januari 2022
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia.
Hingga Senin (10/1) terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi, sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus.
Penambahan kasus masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dimana dari 506 kasus konfirmasi Omicron, sebanyak 415 merupakan PPLN dan 84 kasus transmisi lokal.
12 Januari 2022
Angka kasus varian Omicron bertambah 66 kasus, tercatat totalnya menjadi 572 kasus pada Rabu (12/1/2022).
Penambahan kasus tersebut terdiri dari 33 kasus dari pelaku perjalanan internasional dan 33 orang transmisi lokal.
Seluruh pasien wajib menjalankan karantina kesehatan. Sekitar 339 orang menjalani karantina RSDC Wisma Atlet Kemayoran dan sisanya menjalani karantina di RS yang telah ditunjuk oleh Satgas Penanganan Covid-19.
15 Januari 2022
Omicron Melonjak Jadi 748, 155 Kasus diantaranya Transmisi Lokal
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian besar dari kasus Omicron ini merupakan pelaku perjalanan luar negeri.
"Sebanyak 569 orang dan transmisi lokal sebanyak 155 kasus. Kita masih melakukan penyelidikan epidemiologi pada 24 kasus positif Omicron," kata Nadia dalam kegiatan virtual Indonesian Congress Simposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries', Minggu (15/1/2022).
17 Januari 2022
Akibat laju penularan varian Omicron yang sangat cepat dalam waktu sebulan ini, pemerintah akan melakukan berbagai langkah mitigasi agar peningkatan kasus Omicron yang terjadi lebih landai dibandingkan dengan negara lain.
Diharapkan, kasus di Indonesia tidak membebani sistem kesehatan yang ada.
"Berbagai langkah yang dilakukan adalah penegakan protokol kesehatan dan lagi-lagi akselerasi vaksinasi itu sangat penting dan pengetatan mobilitas akan kami jadikan opsi terakhir untuk dilakukan," tutur Luhut Binsar dalam konferensi pers Senin (17/1/2022).
Diprediksi puncak kasus Omicron di tanah air bakal terjadi pada Februari-Maret 2022.
Hal itu berkaca dari lonjakan kasus di Inggris dan Afrika Selatan yang meningkat dalam kurun waktu 35 - 65 hari.