TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno mengatakan saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan.
Namun mulai tahun 2022, satuan pendidikan yang tidak termasuk sekolah penggerak pun diberikan opsi untuk dapat menerapkan kurikulum prototipe.
Meski begitu, Supriyatno memastikan Kemendikbudristek tak melakukan seleksi sekolah yang menerapkan kurikulum prototipe.
"Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaraan dan pendataan," kata Supriyatno melalui keterangan tertulis, Kamis (20/1/2022).
Baca juga: Dengan Kurikulum Prototipe Tak Ada lagi Ceritanya Guru Didikte Kurikulumnya
Supriyatno mengatakan saat ini penerapan kurikulum prototipe bersifat sukarela bagi sekolah.
Dirinya mengatakan kebijakan penetapan kurikulum akan diterapkan pada tahun 2024 mendatang.
"Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi. Baru nanti tahun 2024 Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran,” ujar Supriyatno
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah, 43 Sekolah Ditutup, Satpol PP Ikut Siaga Kawal Prokes PTM
Baca juga: Omicron Sudah Masuk Kota Tangerang, Kasus Covid-19 Naik, Regulasi PTM 100 Persen Bakal Diatur Ulang
Mulai tahun 2022 hingga 2024, Kemendikbudristek memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe.
Kurikulum darurat merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19.
Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).