Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengungkap ancaman jaringan terorisme yang ada di Indonesia.
Satu diantaranya adalah upaya penyusupan paham radikal ke lembaga atau institusi negara.
Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Selasa (25/1/2022).
"Ancaman infiltrasi jaringan teror ke institusi pemerintah, karena strategi mereka juga sepertinya ingin mencoba mendapatkan dukungan dari unsur-unsur yang bekerja di sektor pemerintahan, termasuk di BUMN yang bisa saja mereka ingin memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh negara," kata Boy di Gedung DPR, Jakarta.
"Oleh karena itu upaya-upaya pencegahan juga kita laksanakan bersama kepada mereka-mereka yang berada di sektor pemerintah dan BUMN," imbuhnya.
Baca juga: BNPT Catat Ada 600 Konten Berbau Radikalisme pada 2021, 40 Diantaranya Berisi Pendanaan Terorisme
Selain itu, Boy mengungkap fenomena teror yang dilakukan seorang diri atau lone wolf cukup meningkat berkaitan dengan penyebarluasan paham radikalisme di sosial media.
Sehingga seorang diri diantara warga negara telah beberapa kali mejadi pelaku terorisme.
"Kemudian serangan teror terhadap simbol-simbol negara dan pemanfaatan platform medsos baru," tandasnya.