TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaksa Agung RI Sanitiar Burhanuddin buka suara soal kasus penyimpangan pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh Ratu Batubara Tan Paulin.
"Kejaksaan belum menerima laporan terkait penyimpangan pengelolaan sumber daya alam atas nama Ratu Batubara Tan Paulin," kata Burhanuddin, Kamis (27/1/2022).
Hal itu dikatakan Burhanuddin dalam raker lanjutan bersama Komisi III DPR RI.
"Namun demikian, informasi tersebut akan kami jadikan masukan untuk melakukan identifikasi dan pendalaman lebih lanjut," pungkas Burhanuddin.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR, Yulian Gunhar menyoroti sosok Tan Paulin yang dikenal sebagai 'ratu batu bara' dan disinyalir telah menjalankan bisnis tambang batubara di Kalimantan Timur.
Menurutnya, Polri harus mengusut tuntas Tan Paulin yang diduga melakukan praktik penambangan ilegal (illegal maining) serta penjualan batubara secara ilegal.
Baca juga: Cegah Krisis Pasokan Batubara, Pemerintah Diminta Bentuk Badan Khusus DMO
“Panja Ilegal Mining Komisi VII akan segera memanggil sosok Tan Paulin ini untuk didengar keterangannya,” katanya dalam keterangan tertulis kepada media, Minggu (16/1/2022).
Poltisi PDIP ini minta pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, tidak boleh lengah mengawasi praktik penambangan dan penjualan batubara secara ilegal.
Praktik yang dilakukanya ini tentu saja merugikan keuangan negara dalam jumlah yang besar. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM harus terus meningkatkan pengawasan. Bahkan Kepolisian perlu menelusuri siapa yang selama ini melindunginya," katanya.
Keberadaan sosok Tan Paulin dengan segala sepak terjangnya di dunia pertambangan batubara itu, menurut dia ini merupakan suatu yang ironis ketika Indonesia sempat mengalami ancaman krisis pasokan batu bara yang terjadi di PT PLN (Persero).
Sebutan Ratu Batubara Tan Paulin mencuat setelah disebut oleh Muhammad Nasir. Awalnya, Muhammad Nasir berbicara terkait pengawasan tambang batu bara.
"Masalah pengawasan tambang juga, saya nggak tahu Inspektur ini di mana? Batu kita hilang terus. Dan sampai ada disebut-sebut Ratu Batubara, tapi nggak ditangkap-ditangkap ini orang," kata Muhammad Nasir.
Muhammad Nasir sempat lupa siapa namanya.
"Ada namanya, siapa tadi," katanya sembari meraih telepon selulernya.
Setelah membuka telepon selulernya, Muhammad Nasir mengatakan, "Ini produksinya satu juta satu bulan."
"Siapa orang ini? Tapi nggak ada laporan ESDM ke kita," kata Muhmmad Nasir.
Tan Paulin namanya. Saya bilang tangkap ini orang, siapa yang melindungi dia," katanya.