Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan data kasus harian Covid-19 di Indonesia berbasis real time atau berdasarkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
Nadia menuturkan sejak kasus Covid-19 varian Delta merebak, hampir seluruh laboratorium di Indonesia telah terafiliasi dengan Kemenkes.
Sehingga jika ada tambahan kasus konfirmasi Covid-19 maka data dari laboratorium itu langsung masuk ke data nasional.
"Sejak terjadinya kasus varian Delta hampir semua laboratorium terkoneksi dengan nasional jadi langsung masuk ke dalam sistem pencatatan pelaporan kita. Jadi memang betul 9 ribu artinya pemeriksaan spesimen yang dilakukan pada hari itu memang langsung (real time)," kata Nadia dalam diskusi daring, Sabtu (29/1/2022).
Baca juga: Kemenkes Sebut Kasus Covid-19 di Indonesia Paling Terkendali Dibandingkan 5 Negara Lain di Asia
Ia menuturkan adanya pola kenaikan kasus yang terjadi dalam dua minggu terakhir sangat mungkin disebabkan oleh varian Omicron.
Pasalnya, sejak September 2021 angka kasus konfirmasi masih berada diangka di bawah 200 ribu kasus, kemudian naik dalam dua minggu mulai menjadi 400, 1000, 2 ribu, 2800, 3 ribu, 4 ribu, hingga yang teranyar 9 ribu.
"Bahwa Omicron ini sudah menjadi salah satu penyebab peningkatan kasus ini sangat memungkinkan. Kalau kita melihat bahwa walaupun terjadi peningkatan kasus yang cukup tinggi tetapi tidak diiringi dengan tingkat keparahan atau otomatis positif," kata dia.
Pemerintah juga menegaskan, dari tingkat perawatan rumah sakit sampai saat ini secara nasional itu 11,68 persen.
"Jadi masih jauh di bawah angka 60 persen artinya walaupun konfirmasi terjadi peningkatan tetapi artinya masih bisa kita lakukan untuk menekan laju penularan," ungkap dia.