News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek 2022

Sejarah Perayaan Imlek di Indonesia: Dilarang saat Orde Baru Lewat Inpres Lalu Dicabut oleh Gus Dur

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga keturunan Tioanghoa melihat pernak-pernik imlek yang dijual di Glodok, Jakarta, Jumat (28/1/2022). Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2573 kawasan pecinan atau kampung Cina dipenuhi dengan penjualan berbagai macam pernak pernik untuk merayakan Imlek.

Inpres Dicabut oleh Gus Dur

Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, berperan besar dibalik kemeriahan Tahun Baru Imlek di Indonesia selama ini. (KOMPAS.com / Agus Susanto)

Era kepemimpinan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi momen di mana Imlek dapat dirayakan oleh masyarakat Tionghoa.

Gus Dur memiliki peran besar dalam diizinkannya perayaan Imlek. Ia mengambil langkah spontan dengan mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tersebut.

Kronologi dari pencabutan ini dikatakan oleh Sekretaris Dewan Rohaniawan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, Budi Tanuwibowo.

Menurutnya, pencabutan Inpres oleh Gus Dur terjadi sangat unik karena terbilang cepat dan spontan dikutip dari Kompas.com.

Bahkan Budi sempat kaget melihat sikap Gus Dur ini.

"Waktu itu, kami ngobrol sambil berjalan mengelilingi Istana dan Gus Dur lalu bilang, oke, Imlek digelar dua kali, di Jakarta sedangkan untuk Cap Go Meh di Surabaya."

"Kaget juga saya," ungkap Budi dikutip dari Harian Kompas yang terbit 7 Februari 2016.

Setelah itu, Gus Dur pun mencabut Inpres tersebut dan digantikan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2000 pada 17 Januari 2000.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Tahun Baru Imlek 2022 dalam Bahasa Mandarin dan Inggris Beserta Artinya

Keppres yang telah diterbitkan ini membuat kemeriahan Imlek akhirnya bisa dirasakan di Indonesia.

Hanya saja perayaan Imlek baru menjadi hari nasional pada dua tahun kemudian saat kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Hal itu disampaikan Mega saat menghadiri Peringatan Nasional Tahun Baru Imlek 2553 pada 17 Februari 2002.

Lantas penetapan Imlek sebagai hari libur nasional baru dilakukan setahun kemudian.

Pencabutan Inpres yang dilakukan Gus Dur pun membuatnya dijuluki Bapak Tionghoa Indonesia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini