News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imlek 2022

Mengenal Sejarah dan Makna Angpao dalam Tradisi Imlek

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejarah dan makna angpao dalam tradisi Imlek.

Ada karnaval besar yang diluncurkan oleh pemerintah, dan pegawai negeri berkumpul untuk merayakannya.

Kegiatan baru juga muncul, seperti begadang, membakar bambu, yang seperti menyalakan kembang api saat ini, serta menggantung papan persik, yang kemudian menjadi bait Festival Musim Semi .

Perayaan Ditingkatkan dari Wei & Jin ke Dinasti Qing (220 - 1911 M)

Di Dinasti Wei dan Jin (220 – 439 M), perayaan itu masih merupakan pekan raya besar bagi pemerintah, dan orang-orang biasa akan menggunakan suara retakan bambu yang terbakar untuk menaklukkan roh-roh jahat.

Tradisi begadang juga dilestarikan secara luas, dan orang-orang akan berpakaian rapi untuk berlutut di hadapan anggota keluarga senior.

Umat Tridharma melakukan ibadah di malam perayaan Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Nimmala Boen San Bio, Pasar Baru, Kota Tangerang, Banten, Senin (31/1/2022). Meskipun ada keterbatasan dalam beribadah akibat masih adanya Covid-19, namun hal itu tidak mengurangi niat mereka untuk datang dan khusyuk dalam beribadah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Warta Kota/Nur Ichsan (Warta Kota/Nur Ichsan)

Kata Yuandan dan Xinnian diciptakan untuk menandai pergantian antara dua tahun.

Menjelang Dinasti Tang dan Song, perayaan itu diberi nama Yuanri.

Pada masa Dinasti Tang yang berkembang (618 - 907 M), fungsi Tahun Baru Imlek telah bergeser dari ibadah dan persembahyangan menjadi hiburan sosial.

Orang-orang mendapat hari libur untuk tinggal bersama anggota keluarga.

Pada saat itu, itu berkembang menjadi festival bagi orang-orang biasa untuk berbagi kegembiraan.

Dengan ditemukannya bubuk hitam pada Dinasti Song (960 - 1279 M), petasan juga ikut memeriahkan perayaan tersebut.

Dari Dinasti Song ke Dinasti Qing(1644 - 1911 M), Tahun Baru Imlek diberi nama Yuandan, dan perayaannya lebih bersifat interaksi sosial.

Orang-orang mulai mengunjungi teman, kerabat dan memberikan hadiah untuk berbagi berkah.

Kegiatan yang lebih menarik seperti tarian naga, barongsai, berjalan di atas panggung dan pertunjukan Shehuo semakin populer pada periode ini.

1912 hingga Sekarang: Tahun Baru Gregorian & Tahun Baru Imlek dirayakan

Pada tahun 1912, pemerintah memutuskan untuk menghapus Tahun Baru Imlek dan kalender lunar, tetapi mengadopsi kalender Gregorian sebagai gantinya.

Namun, masyarakat tidak mau mengubah tradisi, sehingga kebijakan tersebut tidak berhasil dijalankan.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2022 dalam Bahasa Mandarin dan Inggris

Baca juga: Arti Gong Xi Fa Cai Bukan Selamat Tahun Baru China, Inilah Contoh Ucapan Imlek yang Benar

Sebuah kompromi dibuat bahwa kedua sistem kalender disimpan, dan kalender Gregorian digunakan di pemerintahan, pabrik, sekolah dan organisasi lain sementara kalender lunar digunakan untuk festival tradisional.

Hari pertama dalam kalender Gregorian, Hari Tahun Baru, disebut Yuandan, sedangkan hari pertama dalam kalender lunar disebut Chunjie (Festival Musim Semi), yang merupakan Tahun Baru Imlek yang dirayakan secara luas.

Setelah tahun 1949, Festival Musim Semi terdaftar sebagai hari libur nasional, dan orang-orang mendapat hari libur kerja dan sekolah.

Sekarang, Imlek adalah festival tradisional terpenting di Tiongkok.

Banyak kebiasaan lama yang diwarisi dari sejarah Tahun Baru Imlek yang panjang.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait Tahun Baru Imlek lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini