Radius bahaya lainnya yaitu jarak 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Adapun potensi bahaya lainnya adalah awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
Wilayah potensi bahaya tersebut terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Mengenal Ekuiluks, Fenomena yang Terjadi di 39 Daerah di Indonesia Januari-Februari 2022
3. Gunung Sinabung (Level 3, Siaga)
Gunung Api Sinabung terletak di Kab\Kota Karo, Sumatera Utara.
Posisi geografis Gunung Sinabung di Latitude 3.17°LU, Longitude 98.392°BT dan memiliki ketinggian 2460 mdpl.
Pengamatan visual menunjukkan Gunung Sinabung terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I.
Menurut laporan pengamatan, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 100-200 meter dari puncak.
Kemudian, cuaca di sekitar Gunung Sinabung terpantau cerah, angin lemah ke arah utara dan barat.
Lebih lanjut, suhu udara di sekitar Gunung Sinabung tercatat 17-19°C.
Catatan kegempaan pagi hari ini tercatat satu kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 2 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 7 detik.
Selain itu tercatat satu kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 3 mm, S-P 13 detik dan lama gempa 44 detik.
Imbauan kepada Masyarakat
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, radius sektoral 5 km (selatan-timur), dan 4 km (timur-utara dan barat).
Masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Kemudian, mereka juga harus mengamankan sarana air bersih dan membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.
Disarankan kepada masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
4. Gunung Ili Lewotolok (Level 3, Siaga)
Gunung Api Ili Lewotolok terletak di Kab\Kota Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Posisi geografis gunung ini di Latitude - 8.272°LU, Longitude 123.505°BT dan memiliki ketinggian 1423 mdpl.
Menurut hasil pengamatan, penampakan visual Gunung Ili Lewotolok tertutup Kabut 0-I hingga tertutup Kabut 0-II.
Sedangkan asap kawah tidak teramati.
Laporan cuaca di sekitar Gunung Ili Lewotolok terpantau cerah, angin lemah ke arah timur.
Adapun suhu udara tercatat sekitar 25,8-26,2°C, dengan kelembaban 74,4-77,7% dan intensitas curah hujan 0,4 mm per hari.
Pengamatan kegempaan yang terjadi yaitu delapan kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 26.6-41.2 mm, dan lama gempa 43-62 detik.
Terjadi 20 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3.7-24.6 mm, dan lama gempa 21.6-57.9 detik.
Tercatat satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5-1.5 mm, dominan 0.5 mm.
Selain itu terjadi satu kali Harmonik dengan amplitudo 6.8 mm, dan lama gempa 239.5 detik.
Gempa Tektonik Jauh terjadi satu kali, dengan amplitudo 9.4 mm, S-P 17.2 detik dan lama gempa 48 detik.
Lebih lanjut, tercatat adanya lima kali Tremor Non-Harmonik dengan amplitudo 6-14.7 mm, dan lama gempa 94-274.6 detik.
Imbauan kepada Masyarakat
Seluruh hasil pengamatan tersebut harus menjadi pertimbangan bagi masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Himbauan khusus masyarakat Desa Jontona, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selain itu, masker dan alat pelindung kulit dan mata adalah sarana pelindung kesehatan yang penting dari potensi bahaya abu vulkanik terhadap kesehatan.
Kemudian, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok harus mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Api