TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman miris melihat prajurit di daerah operasi yang rela meninggalkan anak istrinya demi tugas bahkan mempertaruhkan nyawa, juga harus menanggung kebutuhan seragam dan perlengkapan tugasnya.
Hal itu disampaikannya saat Coffee Morning Pimpinan Redaksi Bersama KSAD di Mabesad Jakarta Pusat pada Senin (7/2/2022).
Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengungkapkan kondisi prajurit yang ia temui di lapangan dalam kunjungan-kunjungan kerjanya ke daerah.
Saat memeriksa kondisi prajuritnya di daerah, Dudung mengungkapkan menemukan ada prajuritnya yang harus membeli sendiri seragamnya.
Ketika ditanya, kata dia, prajuritnya tersebut membeli seragam tersebut seharga Rp400 ribu.
Tidak hanya itu, lanjut dia, bahkan prajurit tersebut juga membeli Integrated Personel Protection (IPP) setnya sendiri.
Selain itu, Dudung juga menemukan adanya prajurit-prajurit di Natuna yang menggunakan seragam berbahan velbed.
Menurut Dudung, meski seragam-seragam tersebut tidak akan luntur dalam jangka waktu yang panjang, namun bahannya panas.
"Kalau bagi kita mungkin mudah, tapi bagi mereka. Saya tanya bajumu beli berapa? Siap, Rp400 ribu. Di Natuna pun saya cek bajunya rata-rata pakai baju yang dari velbed. Yang dari velbed itu setahun saja tidak luntur. Tapi panasnya minta ampun. Ya maksudnya biar dia tidak beli lagi beli lagi," kata Dudung.
Atas dasar itu, ia kemudian memerintahkan Asisten Logistik (Aslog) KSAD untuk membelikan seluruh prajurit di daerah operasi baju, kaos, sepatu, dan perlengkapan tugas lainnya.
Selain itu, ia juga memerintahkan Panglima dan Komandan Satuan di daerah untuk memperhatikan kondisi prajurit TNI AD yang bertugas baik dari sisi tempat tinggal hingga pakaian.
"Saya sudah perintahkan ke Aslog, bahkan dari Kemhan nanti Prajurit akan diberikan PDL 4 setel, sepatu 2 setel, kaos 4 setel, kaos kaki 4 setel. Begitu juga dengan nanti helmnya, IPP setnya. Jadi tidak ada lagi prajurit yang beli. Jangan sampai saya dengar lagi ada prajurit yang beli," kata dia.
Ia juga memperingatkan kepada paea pemimpin di jajaran TNI AD untuk tidak semena-mena dan seenaknya.
Dudung mengingatkan ke jajaran pimpinan di TNI AD untuk melibatkan eselon terdepan dalam mengambil kebijakan dan keputusan karena hal itu akan berdampak langsung kepada mereka.
"Saya sampaikan kepada komandan, kalau ada komandan satuan, danrem, danyon, dandim. Ada yang kapal keruk, sudah kapal keruk vacuum cleaner, sudah gitu pakai kanebo lagi. Copot. Ganti dia. Mau hebatnya, pintarnya kayak apa, kalau dia pelit menyengserakan prajurit, udah lain cerita. Ganti," kata Dudung.
Ia pun mencontohkan Jenderal Besar Sudirman yang rela menjual hartanya demi prajurit yang dipimpinnya.
Baginya, seorang pemimpin seharusnya diidamkan kehadirannya, bukan justru ditakuti.
"Jenderal Sudirman saja dulu bergerilya jual gelang jual kalung untuk anak buahnya. Makanya pemimpin harus dihormati, dicintai, diidam-idamkan kehadirannya. Bukan datang ditakuti, datang tegang, dan sebagainya," kata dia.(*)