TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberi sindiran keras kepada kelompok yang menolak vaksinasi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Luhut lantaran melihat banyak pasien Corona yang meninggal karena belum melakukan vaksinasi Covid-19 lengkap.
Sehingga, menurut Luhut, kelompok tersebut turut bertanggung jawab atas pasien Covid-19 yang meninggal lantaran belum divaksin.
"Jadi saya mohon orang-orang yang menggunakan atau dirinya menganjurkan jangan vaksinasi, Anda itu bertanggung jawab di komunitasmu kalau ada orang yang meninggal karena tidak divaksin," kata Luhut dalam konferensi persenya, Senin (7/2/2022) dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Kasus Covid 19 di Kota Padang Bertambah 13
Luhut menjelaskan, sejak Omicron menyebabkan kematian, tercatat ada 356 pasien Covid-19 meninggal dunia.
Dari total kasus kematian itu, 42 persen di antaranya memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Kemudian, 44 persen ada pasien berusia lanjut (lansia) dan 69 persen belum vaksinasi lengkap.
Ia pun meminta para kelompok lansia untuk segera melakukan vaksinasi.
"Mayoritas dari pasien dirawat berat kritis dan meninggal dunia adalah para lansia. Jadi saya mohon yang lansia kalau anda belum vaksin cepat-cepat anda vaksin sana," jelas Luhut.
Baca juga: Luhut Dorong Ada Penginapan Khusus Tenaga Kesehatan Dekat dengan Rumah Sakit
Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes( Budi Gunadi Sadikin.
Menkes menyatakan, 356 pasien Covid-19 yang meninggal karena Covid-19 sejak 21 Januari, sebagian besar belum menerima vaksin lengkap.
"69 persen belum vaksin lengkap atau belum divaksin sama sekali," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2), melansir Tribunnews.com.
Ia menerangkan, saat ini terdapat 58 orang yang sekarang masih dirawat di rumah sakit dengan kondisi berat.
Sedangkan pasien kritis menggunakan ventilator, kata Budi, sekitar 60 persen belum vaksin lengkap atau vaksin sama sekali.
Baca juga: Kasus Covid-19 Pecah Rekor, Penduduk Hong Kong Panic Buying, Serbu Supermarket