TRIBUNNEWS.COM - Gunung Tangkuban Parahu terpantau mengeluarkan hembusan gas pada Sabtu (12/2/2022).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, saat ini tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu berada di level 1 (normal).
Sebelumnya, Sabtu (12/2/2022), teramati adanya perubahan aktivitas yang terjadi pada Gunung Tangkuban Parahu, berupa hembusan yang cukup kuat di Kawah Ecoma yang berada di dalam Kawah Ratu, Gunung Tangkuban Parahu.
Press release yang terbit, Minggu (13/2/2022), dalam laman PVMBG, menyebutkan hembusan gas berwarna putih dengan tekanan sedang, tinggi sekitar 100 m dari dasar kawah.
Baca juga: UPDATE Gunung Api Status Level 3 Siaga: Gunung Semeru Alami 11 kali Gempa Erupsi
Penjelasan Hembusan Gas di Kawah Gunung Tangkuban Parahu
Hembusan gas yang terjadi diduga akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal dibawah permukaan kawah.
Air tersebut membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.
Sehingga terjadi "over pressure" dan keluar melalui rekahan sebagai zona lemah, berupa hembusan yang cukup kuat.
Kemudian, hembusan berwarna putih mengindikasikan di dominasi oleh uap air.
Baca juga: 59 dari 742 Penumpang KM Gunung Dempo yang Turun di Dermaga Pelabuhan Jayapura Reaktif Covid-19
Dinamika aktivitas vulkanik di dekat permukaan seperti ini dapat terjadi karena adanya perubahan kesetimbangan energi yang berasal faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal berasal dari tekanan uap magma yang naik dari kedalaman.
Sedangkan, faktor eksternal dapat berasal dari curah hujan dan tingkat evaporasi/penguapan.
Catatan kegempaan Gunung Tangkuban Parahu selama 1 Januari - 11 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya dua kali Gempa Vulkanik Dangkal, satu kali Gempa Frekuensi Rendah, serta 80 kali Gempa Hembusan.
Dominasi Gempa Hembusan selama periode tersebut menunjukkan adanya aktivitas hydrothermal di bawah tubuh gunung api.
Energi gempa yang dicerminkan oleh grafik RSAM (real-time seismic amplitude measurement) berfluktuatif dan tidak menunjukkan adanya pola kenaikan pada akhir periode pengamatan.
Pengamatan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) tidak menunjukkan adanya gejala inflasi (penggembungan akibat kenaikan fluida) pada tubuh gunung api.
Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Tangkuban Parahu saat ini dapat berupa erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas.
Erupsi Freatik dapat menghasilkan material piroklastik serta gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah.
Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat menjangkau area yang lebih luas bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Namun demikian, mengacu pada data pemantauan visual dan instrumental di atas, maka potensi bahaya Gunungapi Tangkuban Parahu saat ini masih terlokalisir di dalam kawah dan potensi erupsi besar belum teramati.
Baca juga: Minta Pemerintah Pertegas Komitmen Lingkungan, Sultan: Segera Ratifikasi Paris Agreement Menjadi UU
Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, Sabtu 12 Februari 2022
Menurut pengamatan vulkanologi PVMBG, Sabtu (12/2/2022), teramati asap kawah utama Gunung Tangkuban Parahu berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang.
Sedangkan, tinggi asap tidak teramati.
Catatan kegempaan yang tercatat adalah satu kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2 mm, dan lama gempa 7 detik.
Berikut ini rekomendasi dari PVMBG:
1. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki agar tidak turun ke dasar Kawah Ratu.
2. Masyarakat dilarang turun/mendekat ke kawah-kawah aktif lain Gunung Tangkuban Parahu dan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
3. Masyarakat dilarang turun/mendekat ke kawah-kawah aktif lain Gunung Tangkuban Parahu ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
4. Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata G. Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Pemerintah meminta masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Tangkuban Parahu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gunung Api