Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon komisioner KPU RI Periode 2022-2027, Muchamad Ali Safa'at menyebut kampanye negatif tak mungkin bisa dihilangkan setiap kali perhelatan pesta demokrasi.
Hal itu disampaikannya saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test calon komisioner KPU di Komisi II DPR RI.
Mulanya Ali dicecar oleh anggota Komisi II DPR RI Fraksi PAN Dian Istiqomah.
Dian menyebut bahwa banyaknya kampanye negatif yang tersebar melalui media sosial.
"Saya mengamati masalah persoalan dalam pemilu salah satunya di medsos. Sikap apa yang akan Bapak lakukan jika terpilih nanti untuk hilangkan stigma negatif dalam kampanye hitam di medsos?" kata Dian di Ruang Rapat Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/2/2022).
"Kita tahu zaman anak muda ini 60 persen pemilih kita generasi muda dan mereka akan berbicara dengan lantang di medsos dan sekarang yang kita tahu ada bahasa netizen yang maha benar," imbuhnya.
Baca juga: Viryan Azis Dicecar Soal Usul Penyederhanaan Surat Suara Yang Disampaikan Saat Fit and Proper Test
Lantas, Dian bertanya kepada Ali bagaimana cara menghindari pembelahan masyarakat seperti yang terjadi pada Pemilu 2019.
Sebab, menurutnya kampanye negatif melalui medsos berperan besar terjadinya pembelahan di masyarakat.
"Selanjutnya ada banyak bermunculan dalam pilpres masyarakat akan terbelah nih ada yang pro A dan pro B, itu akan memunculkan banyak permasalahan. Ini jika Anda terpilih nanti apa yang akan Anda lakukan sehingga medsos tidak akan jadi duri dalam demokrasi?" ujar Dian.
Kemudian Ali menjawab pertanyaan Dian dan mengakui kampanye negatif akan sulit dihilangkan.
Sebab, melalui kampanye negatif bisa mempengaruhi pilihan seseorang.
"Terkait kampanye negatif, kita tentu tidak mungkin menghilangkan sama sekali aspek politik identitas karena itu yang paling mudah membuat orang memilih sesuatu atau tidak memilih sesuatu, kemudian kita juga tidak mungkin menghilangkan sama sekali klientelisme," kata Ali.
Namun demikian, Ali menilai kampanye negatif bisa dikurangi.
Caranya dengan memperbanyak kampanye kabangsaan dan membangun narasi moderasi berpolitik.
"Tetapi tentu kita harus kurangi dengan cara kampanyekan memperbanyak aspek kebangsaan dengan narasi moderasi dengan berpolitik," pungkas Ali.