TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menyebut, bahaya kecanduan game online dapat memberikan dampak ekonomi, kesehatan, hubungan sosial dan lainnya termasuk pengaruh kekerasan dan paham radikal terorisme.
Hal ini diperparah dengan mayoritas anak muda yang ternyata menggemari game online.
Demikian disampaikan Kepala BNPT saat melaunching Buku berjudul 'Kecanduan Game Online', di Kota Batu, Jawa Timur pada Selasa (15/2/2022).
Buku itu merupakan karya Kepala BNPT bersama Profesor Deddy Mulyana (Guru Besar Komunikasi UNPAD dan Dr. Devie Rahmawati (Pengajar dan Peneliti Tetap di UI).
"Karakter violence (kekerasan) ada yang masuk lewat game. Ada tindakan kekerasan yang dilakukan anak muda referensinya dari permainan game," kata Boy.
Boy berharap anak muda ini dilindungi dengan pendidikan karakter yang kuat.
Selain itu, Boy berharap para desainer game online bisa membuat game yang mengajarkan perdamaian bukan kekerasan.
Baca juga: Kepala BNPT: Mari Perkuat Pilar Kebangsaan Cegah Paham Radikal Intoleran
"Para desainer ini bisa menjadi mitra BNPT mewujudkan Indonesia Harmoni dalam membuat game yang mengajarkan karakter-karakter kebaikan yang kuat," ucapnya.
Sementara itu, Profesor Deddy dan Dr. Devie melihat banyaknya game online merupakan dampak pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan digital.
"Game telah mempengaruhi cara kita berkomunikasi, cara kita mengumpulkan pengalaman, mengkonsumsi media, serta cara kita berpartisipasi dalam aksi sosial," kata akademisi ini.
Dengan jumlah anak muda yang banyak di Indonesia, ancaman game online harus menjadi perhatian serius semua pihak.