News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawaslu

Keterwakilan Perempuan di KPU-Bawaslu Penting untuk Wujudkan Demokrasi Berkualitas

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Netty Prasetyani Aher

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi PKS DPR RI mendorong keterwakilan perempuan dalam ranah politik, termasuk dalam komposisi keanggotaan KPU-Bawaslu RI periode 2022-2027. 

Sebab, keterwakilan perempuan sangat penting untuk mewujudkan demokrasi yang berkualitas.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetyani Aher dalam keterangannya, Selasa (15/2/2022).

"Demokrasi adalah sebuah proses yang memberikan kedaulatan di tangan rakyat. Demokrasi yang berkualitas harus melibatkan rakyat secara substantif dan langsung, termasuk kaum perempuan," kata Netty.

Baca juga: Legislator PKS Dorong Keterwakilan 30 Persen Perempuan di Lembaga Penyelenggara Pemilu

Netty menilai, perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh perempuan yang tidak dialami oleh laki-laki menjadi satu di antara alasan keniscayaan untuk menghadirkan perempuan dalam ruang-ruang pengambilan kebijakan politik.

"Kehadiran perempuan dalam politik bukan hanya pada konteks ide atau gagasan, melainkan juga kehadiran fisik," ucapnya.

Menurut Netty, keberadaan perempuan juga dibutuhkan untuk melengkapi formulasi kebijakan dan arah pembangunan demokrasi yang berkualitas, pembangunan yang mengedepankan prinsip keadilan.

Dan juga kesetaraan serta makin mendekatkan pada sasarannya, yakni kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi, UUD 1945.

Baca juga: Polemik JHT Cair Usia 56 Tahun, PKS: Pemerintah Zalim

Anggota legislatif dari Dapil Jawa Barat VIII tersebut juga berharap agar banyak perempuan yang menemukan jalan suksesnya melalui keterlibatan dalam politik, baik di legislatif, maupun di lembaga penyelenggara Pemilu.

"Dalam proses pemilihan anggota KPU dan Bawaslu RI yang tengah berlangsung di DPR RI, diharapkan setidaknya 30 persen perempuan terpilih. Bukan hanya di pusat, tetapi juga diikuti menempatkan 30 persen perempuan di lembaga penyelenggara pemilu di tingkat provinsi dan kota-kabupaten," ujar Netty.

Lebih lanjut, Netty mengutip ucapan politisi dan pahlawan nasional J. Leimena tentang hakikat politik.

"KPU dan Bawaslu harus mampu menjadi lembaga yang memastikan hadirnya demokrasi berkualitas, demokrasi yang melayani rakyat. Sebagaimana Bapak Leimena mengatakan bahwa sejatinya politik bukan sekedar alat untuk mencapai kekuasaan, tapi politik adalah seperangkat etika untuk memberikan pelayanan terbaik bagi rakyat Indonesia," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini