News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemerintah Bantah Sepelekan Omicron, Epidemiolog Saran PPKM Lanjut Sampai Pandemi Covid-19 Tamat

Penulis: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers, Minggu (16/1/2022).

Apabila pemerintah menggunakan kapasitas tempat tidur maksimal seperti yang terjadi pada puncak delta yang lalu, maka BOR-nya akan jauh lebih rendah.

"Misalnya tempat tidur disiapkan di Jawa-Bali hari ini hanya sekitar 55.000, di mana terisi 21.000 tempat tidur, sehingga terlihat BOR saat ini di angka 39 persen."

"Sementara bila menggunakan kapasitas maksimum, maksimal di angka 87.000 tempat tidur seperti saat delta, maka BOR hari ini di Jawa-Bali hanya terisi 25 persen saja."

"Angka ini masih jauh di bawah standar WHO yaitu sebesar 60 persen," terangnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan pers terkait Hasil Ratas PPKM, Senin (14/2/2022). (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Belum lagi, lanjut Luhut, angka kematian juga masih jauh di bawah puncak varian Delta.

Oleh karena itu, Luhut meminta masyarakat tidak terlalu panik dengan lonjakan kasus Covid-19 sekarang ini.

"Dengan data tersebut saya meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir berlebihan," pintanya.

Epidemiolog Sarankan Pemerintah Terus Terapkan PPKM Sampai Pandemi Covid-19 Tamat

Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo mengatakan, Indonesia telah memiliki modal menghadapi lanjutan pandemi Covid-19.

Dibandingkan tahun lalu, Windhu menyebutkan masyarakat Indonesia telah mempunyai imunitas yang berbeda.

Selain itu, menurut Windhu negara juga telah memiliki modal lain, yaitu instrumen penilaian situasi.

"Yang sudah di dalam enam indikator berdasarkan pada acuan WHO."

"Ditambah cakupan vaksinasi dan asesmen situasi, itu senjata."

"Ketiga adalah aplikasi PeduliLindungi," ungkapnya pada webinar virtual, Senin (14/2/2022).

Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo, dalam virtual talk show Tribunnews bertajuk 'Merdeka dari Covid-19', Jumat (13/8/2021). (tangkapan layar)

Asesmen situasi, kata Windhu, dapat digunakan sebagai dasar.

Setiap hari masyarakat bisa melihat situasi pandemi Covid-19 seperti apa, baik di tingkat daerah maupun provinsi.

Di sisi lain, menurut Windhu, penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) harus selalu ada. Karena, hal itu menjadi dasar dari leveling asesment situasi.

"Jadi terus ada."

"Kalau ada sebuah daerah mampu terus mempertahankan posisi terus di level satu, karena kasus konfirmasi rendah, rawat inap rendah, kematian rendah, positivity rate rendah, tracing bagus, BOR rendah, vaksinasi bagus ya, level satu," paparnya.

Baca juga: 1.140 Warga Sunter Agung dan 55 Warga di Pondok Bambu Tertular Covid-19, PMI Disinfektan Permukiman

Kebijakan sesuai level, menurut Windhu, juga sebagai reward bagi masyarakat. Namun, ia menekankan untuk lebih berhati-hati, khususnya daerah aglomerasi.

"Jadi PPKM saja sampai pandemi selesai.

"Selain itu kebijakan mengikuti status epidemolog dan kapasitas respons dari daerah itu," paparnya. (tribun network/thf/Tribunnews.com/Wartakotalive.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini