TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kebersamaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat berada di Jakarta International Stadium (JIS) sebagai upaya untuk tetap jadi pusat atensi soal Pilpres 2024.
"Itu komunikasi politik mereka, jadi kebersamaan mereka saja sudah menjadi buah bibir yang selalu dikait-kaitkan dengan kemungkinan duet, maju bersama di Pilpres 2024," kata Adi saat dihubungi, Kamis (17/2/2022).
Meski begitu, Adi melihat ada problem dari dua tokoh tersebut, yakni partai politik yang tampak wait and see untuk mengusung keduanya.
"Politik kan bergerak dinamis, kemungkinan-kemungkinan apa pun bisa terjadi. Misalnya, Anies saat ini jadi pusat pemberitaan di mana-mana, tapi siapa yang bisa menjamin setelah enggak jadi gubernur dia kan tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu pun dengan Ridwan Kamil yang tahun depan juga sudah berakhir," katanya.
Akademisi UIN Jakarta itu menyebut adalah satu faktornya karena baik Anies dan Ridwan Kamil elektabilitasnya masih berada di bawah 20 persen.
Baca juga: Momen Anies Baswedan Adu Penalti Bareng Ridwan Kamil di JIS, Pengamat: Komunikasi Politik yang Apik
"Bagi parpol, elektabilitas Anies dan Ridwan Kamil yang masih di bawah 20 persen dan 10 persen tentu sama saja dengan ketua umum mereka yang baru 1-2 persen," katanya.
Makanya, ketimbang mendukung tokoh non parpol yang elektabilitas belum mentereng, Adi menilai parpol-parpol tersebut masih berusaha mendukung para ketum mereka.
"Elektabilitas Anies dan Ridwan Kamil belum mencapai angka psikologis begitu. Tentu tidak terlampau menggiurkan untuk parpol, karena elektabilitas ini, jadi magnet penting bagi partai, makanya wajar kalau sampai sekarang partai-partai sekarang masih bersikukuh memajukan ketua umum mereka," pungkasnya.