Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Centre on Asia and Globalisation Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore, Evan A Laksmana membeberkan taktik zona abu-abu atau grey zone tactic di Laut China Selatan (LCS) dan potensi dampaknya terhadap Indonesia.
Evan menjelaskan taktik tersebut pada intinya adalah strategi yang digunakan China untuk menjaga kepentingan-kepentingan kuncinya.
Taktik tersebut, kata dia, pada intinya adalah upaya yang dilakukan China sejauh tidak mengedepankan aset militer secara langsung untuk mengamankan kepentingan-kepentingan utamanya.
Dalam konteks LCS misalnya, kata Evan, China menggunakan jalur Asean-China Code of Conduct negotiation yang sudah berlangsung dari tahun 2002.
"Tapi seperti yang kita lihat karena negosiasi ini memakan waktu justru digunakan oleh China untuk meningkatkan kapabilitas militernya dan lalu secara pelan-pelan dia melakukan apa yang disebut dengan 'salami slicing' atau dia pelan-pelan mencoba mengambil alih dan mengendalikan bahkan membangun aset-aset militer di kepulauan-kepulauan kecilnya atau di sekitar rocks sekitar LCS terutama di (Kepulauan) Paracel," kata Evan.
Baca juga: Pemburu Harta Karun di Sungai Musi Jual 1 Kg Koin Cina Rp 25 Ribu
Dari sisi politik, China juga mencari celah elit-elit politik mana yang tidak terlalu paham soal UNCLOS atau LCS yang seolah bisa diajak duduk bicara mengenai kepentingan mairitim bersama.
Padahal, lanjut dia, dalam hal hubungan Indonesia dengan China sudah jelas tidak ada yang perlu dibahas dalam konteks hak maritim karena China memang tidak punya hak maritim apapun.
"Jadi taktik mereka adalah mencari elit yang bisa diajak kerja sama soal ini," kata dia.
Secara hukum internasional, lanjut dia, China juga perlahan berusaha mengubah norma-norma UNCLOS yang ada dengan menciptakan istilah-istilah baru misalnya dengan traditional fishing rights atau relevan jurisdiction.
Baca juga: PBB: Cina dan Rusia Pasok Jet Tempur untuk Junta Myanmar
Padahal, menurutnya UNCLOS sangat penting buat Indonesia karena seluruh sikap strategis ke depan dan status negara kepulauan Indonesia berdasarkan UNCLOS.
"Jadi kita sangat dirugikan seandainya UNCLOS itu pelan-pelan juga diubah oleh China," kata dia.
Terakhir, kata dia, ketergantungan ekonomi dan rantai pasokan Indonesia dengan China juga akan mempengaruhi dalam kasus-kasus tertentu.
"Itu juga memberikan pengaruh lebih dalam kasus-kasus saat kepentingan kita berseberangan dengan China," kata dia.