Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan memegang peranan penting bagi lingkungan. Perempuan lebih peduli terhadap dampak perubahan iklim, bahkan lebih banyak perempuan telah mengubah perilaku mereka untuk memerangi perubahan iklim dibandingkan laki-laki.
Dalam memerangi sampah plastik, misalnya melalui daur ulang, perempuan jauh lebih peduli.
Berangkat dari hal ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 2014-2019 Susi Pudjiastusi mengatakan eksistensi perempuan sangat diperlukan untuk membantu program-program pemerintah dalam memerangi perubahan iklim.
Hal itu disampaikannya dalam webinar HerStoryh bertajuk “Dukungan Perempuan Bagi Pelestarian Lingkungan di Indonesia”, Rabu (16/3/2022).
“Dari data yang sudah ada, sebenarnya dari kehidupan sehari-hari, perempuan lebih peduli dan lebih menjaga lingkungan daripada laki-laki," kata Susi Pudjiastuti.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Indonesia Akan Kehilangan Wilayah Salju Abadi
Ia menuturkan, Feminisme dalam hal lingkungan harusnya memberikan sebuah inisiatif positif, adanya attitude dan habbit dari para perempuan bisa membantu program-program pemerintah maupun institusi-institusi dunia dalam memerangi climate change (perubahan iklim).
Program-program keberlanjutan dalam hal mengurangi polusi plastik dan juga cara mengelola sampah plastik harus melibatkan para perempuan agar tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
“Saya yakin apabila perempuan di-encourage itu energinya dan hasilnya akan lebih bagus dan saya tetap percaya bahwa encouragement yang diberikan pada 10 orang laki-laki atau 10 orang perempuan akan lebih terlihat hasilnya jika diberikan pada perempuan. Dengan mendukung para perempuan, mereka juga akan mendukung program pemerintah soal lingkungan,” jelas perempuan asal Pangandaran ini.
Di saat yang sama Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nelly Florida Riama menjelaskan, perubahan iklim dan pemberdayaan perempuan.
“Perubahan iklim global akan berdampak pada meningkatnya fenomena bencana hidrometeorologi di Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, karhutla, puting beliung, dan lainnya. Literasi tentang perubahan iklim dan dampaknya perlu ditingkatkan untuk menjangkau semua pihak, termasuk perempuan dan keluarga,” tutur Nelly.
Perempuan perlu berpartisipasi aktif dalam berbagai kebijakan dan program perubahan iklim sesuai peran dan kapasitasnya untuk mendukung kondisi lingkungan yang peka gender.
Sementara itu, deretan perempuan dari BUMN ini juga memiliki pandangan yang sama bahwa perempuan perlu terlibat dalam pelestarian lingkungan
Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bio Farma (Persero) Sri Harsi Teteki menyampaikan, srikandi Bio Farma telah melakukan beberapa program sebagai upaya untuk mendukung pelestarian lingkungan, seperti pengelolaan sampah, konservasi terumbu karang, penanaman mangrove, dan penanaman pohon.