Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Binus University baru mengukuhkan sebanyak 6 Guru Besar Tetap di berbagai bidang ilmu yang berasal dari 5 bidang ilmu berbeda.
Acara Pengukuhan 6 Guru Besar Tetap yang dikukuhkan oleh Binus University, diselenggarakan selama 6 hari, yakni tanggal 7, 9, 12, 14, 15, 16 Maret 2022, bertempat di Auditorium lantai 4 Binus University Kampus Anggrek, Jakarta.
Mereka adalah Prof. Fergyanto E. Gunawan, Dr. Eng sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Pemodelan Sistem dan Simulasi, dikukuhkan tanggal 7 Maret 2022, Prof. Ir. Made Suangga, M.T., D. Eng sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Rekayasa Konstruksi dan Monitoring Infrastruktur, dikukuhkan tanggal 9 Maret 2022.
Kemudian Prof. Dr. Meyliana, S.Kom., M.M., CDMS, CBDMP sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Sistem Informasi, dikukuhkan tanggal 12 Maret 2022, Prof. Toto Rusmanto, M.Comm, Ph.D., CAPM., CMA sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Akuntansi, dikukuhkan tanggal 14 Maret 2022.
Baca juga: Wakil Presiden Maaruf Amin Usulkan Booster Jadi Syarat Mudik, Begini Tanggapan Pakar Epidemiologi
Baca juga: Jembatan Gantung Leuwi Nutug Ciamis Ambruk, 55 Santri Jatuh ke Sungai dan Tercatat 36 Orang Luka
Lalu Dr. Sfenrianto, S.Kom., M.Kom. sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Sistem Informasi, dikukuhkan tanggal 15 Maret 2022 dan Dr. Lim Sanny, S.T., M.M. sebagai Guru Besar Tetap bidang ilmu Manajemen, dikukuhkan tanggal 16 Maret 2022.
Sementara itu, 5 dari 6 Guru Besar Tetap tersebut merupakan pengajar di BINUS Graduate Program.
Mereka adalah Fergyanto E. Gunawan, Dr. Eng , Ir. Made Suangga, M.T., D. Eng, Dr. Meyliana, S.Kom., M.M., CDMS, CBDMP, Toto Rusmanto, M.Comm, Ph.D., CAPM., CMA, dan Dr. Sfenrianto, S.Kom., M.Kom.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Fergyanto mengulas Simulasi sebagai salah satu metode menjawab fenomena ataupun persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Dirinya berpendapat simulasi adalah bicycle–of-the-mind untuk memahami fenomena kompleks dalam bidang ilmu alam dan ilmu sosial.
"Untuk dapat melakukan simulasi dengan benar, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang fenomena yang ingin dipelajari, baik di tingkat mikro maupun makro," katanya.
Kemudian, Kinerja Jembatan Bentang Panjang di Indonesia dari Pengaruh Angin Dinamik dan Tantangan Perencanaan ke Depan, menjadi topik orasi ilmiah Prof. Ir. Made Suangga, M.T., D. Eng. Menurut Prof. Made, jembatan bentang panjang memerlukan perhatian serius terhadap pengaruh beban angin dinamis.
Baca juga: Kampanyekan QRIS, Legislator Golkar Ajak BI Masuk Desa
Baca juga: Lantik Pengurus Demokrat Bali, AHY Kembali Tegaskan Tolak Wacana Tunda Pemilu
Perencanaan jembatan panjang juga membutuhkan data dan tahapan yang berbeda dibanding dengan jembatan bentang pendek, di antaranya terkait kebutuhan data angin, penentuan bentuk penampang, pemeriksaan kestabilan akibat angin dinamik dan perlu tidaknya uji terowongan angin.
Leading Blockchain Technology in a New Era: the Implementation of Blockchain in Metaverse yang disampaikan oleh Prof. Dr. Meyliana, S.Kom., M.M., CDMS, CBDMP, memaparkan Blockchain sebagai infrastruktur dalam Metaverse memungkinkan transaksi bisnis dengan cryptocurrency terjadi dengan mudah dan aman.