Zulhas lantas menceritakan pengalaman perjalanan tujuh hari di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di sana ia bertemu para para kiai, pimpinan daerah, dan tokoh masyarakat.
Menurut Zulhas, silaturahmi harus terus terjalin dengan segala lapisan masyarakat. Dia berpesan kepada anggota DPRD PAN di seluruh Indonesia. Agar memahami profesi politisi sebagai pengabdian kepada masyarakat.
"PAN ini partai inklusif dan terbuka. Siapa pun, apapun latar belakangnya, harus diperjuangkan aspirasinya oleh PAN. Apapun agama, suku, dan latar belakang lainnya. Saya yakin tidak ada daerah kering suara. Yang diperlukan adalah kader PAN sungguh-sungguh berjuang untuk kemenangan partai," ucap Zulhas.
Sementara itu terkait isu penundaan Pemilu 2024, Zulhas menegaskan bahwa partainya hingga saat ini masih mendukung usulan tersebut.
Baca juga: Amien Rais Lantik Pengurus DPP Partai Ummat, Ketum: Kami Siap Bertarung di Pemilu 2024
Hanya saja kata Zulhas, usulan itu tak akan terwujud jika hanya ada dukungan 3 parpol.
Saat ini parpol yang mendorong penundaan Pemilu 2023 yakni PAN dan PKB, Golkar. Sementara PDIP, Gerindra, NasDem, PPP, Demokrat, dan PKS hingga kini tegas menolak.
"Bincang-bincang ini yang baru setuju, mau, saya, Golkar, PKB. NasDem, PDIP, yang lain enggak, ya enggak bisa dong. Kalau 3 aja enggak bisa. Kan harus 3/4. Kan ada syaratnya toh. Kalau cuma saya, PKB, Golkar, enggak cukup," ujarnya.
Namun diakui Zulhas, hal yang berbeda bisa terjadi apabila parpol-parpol yang menolak berubah pikiran.
"Ya kalau semuanya mau ya soal lain lagi," ujarnya.
Kendati demikian, Zulhas enggan berkomentar saat ditanya seperti apa komunikasi yang sudah dilakukan kepada para parpol untuk mendorong penundaan pemilu. Ia hanya menegaskan usulan ini tak terkait Presiden Jokowi.
"Jadi ini bukan urusan Pak Jokowi, ini urusan partai-partai. Ada yang mau, banyak yang enggak mau, gitu loh," ujarnya. (tribun network/yud/dod)