TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo angkat bicara terkait pemecatan mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Hal itu diungkapkannya dalam program Panggung Demokrasi bertajuk “Terawan Dipecat IDI” pada Rabu (30/3/2022) yang ditayangkan YouTube Tribunnews.
Menurutnya, IDI merupakan lembaga yang full power atau sangat kuat dan tidak adanya fungsi pengawasan.
“IDI itu lembaga full power body, luar biasa kuatnya. Dari hulu sampai hilir, IDI ini yang saya tangkap dan saya terjemahkan dari undang-undang itu powerful.”
“Artinya powerful itu ya tidak ada fungsi pengawasan. Jadi ya independen, lembaga yang nirlaba yang independen dan tidak ada keterkaitan yang pemerintah dan yang lain,” jelas Handoyo.
Sehingga, kata Handoyo, dengan kekuatan yang dimiliki IDI maka lebih baik untuk berinstropeksi diri terkait keputusan pemecatan terhadap Terawana
“Ini menjadi cerminan bagi IDI untuk introspeksi diri lah,” katanya.
Baca juga: Eks Staf Terawan Sebut-sebut KASAD saat Ungkap Alasan Mantan Menkes Mangkir Panggilan MKEK IDI
Baca juga: Terawan dan Chairil Anwar
Selanjutnya, politisi dari PDI-P ini juga meminta agar IDI dan Terawan justru lebih fokus kepada penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Dalam suasana yang memang tidak mengenakan, suasana pandemi, lebih baik seyogyanya IDI dan seluruh anggotanya termasuk Pak Terawan, fokuslah bersama-sama seluruh elemen bangsa,fokus pengendalian perang Covid-19,” ujarnya.
Selain itu, Handoyo juga mengomentari terkait dugaan alasan pemecatan oleh IDI terhadap Terawan yaitu soal vaksin Nusantara.
Dirinya menganggap jika alasan tersebut benar maka akan memberikan kekhawatiran bagi para penemu di Indonesia khususnya di bidang kedokteran.
“Kalau soal seperti ini (temuan Terawan) menjadi persoalan sehingga saya khawatir ke depan ketika profesor, guru besar kedokteran menemukan inisiasi, menciptakan yang masih pro dan kontra, kemudian dikeluarkan dari keanggotaannya kan itu sangat berbahaya bagi dunia masa depan kedokteran kita,” jelasnya.
Lalu, terkait pemecatan ini, Handoyo meminta IDI berdialog dengan Terawan.
“Sehingga saya lebih baik mengedepankan dialog, mengedepankan pembinaan kalau itu dirasa salah di mata IDI,” tegasnya.
Baca juga: IDI dan Dokter Terawan Aset Bangsa