TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela-sela Safari Ramadan di Yogyakarta, sahabat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Agust Jovan Latuconsina bercerita mengenang kembali saat-saat dia dan AHY bersekolah di Magelang.
Keduanya sebagai siswa SMA Taruna Nusantara dan sama-sama mengenyam pendidikan di Akademi Militer.
Jovan menuturkan pada saat kelas tiga SMA ada rekrutmen dari perusahaan penerbangan Garuda Indonesia yang akan melakukan rekrutmen terhadap siswa-siswi terbaik yang akan dididik menjadi pilot pesawat komersil di Selandia Baru untuk selanjutnya bertugas sebagai pilot Garuda Indonesia.
Karena AHY calon lulusan terbaik Jovan menuturkan ia terjaring dalam seleksi itu.
Diapun berhasil melewati tes itu tetapi saat pendalaman wawancara psikologi dia menolak dan menyatakan niatnya untuk masuk Akademi Militer.
Tahun 1997 saat lulus dari SMA Taruna Nusantara menjadi lulusan terbaik dan mendapat Garuda Trisakti Tarunatama AHY mendaftar ke Akademi Militer tetapi pada tahun itu proses seleksi ke Akademi Militer tidak seperti sekarang.
Seleksi tidak langsung dilakukan di Akademi Militer tetapi tergabung atau terintegrasi di bawah naungan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau yang popular disebut sebagai AKABRI.
Sebelum masuk Akademi Angkatan atau Matra mereka akan mengikuti seleksi umum di bawah naungan AKABRI tersebut.
Jovan bercerita pada saat seleksi umum tersebut ternyata AHY ditetapkan sebagai calon taruna nomor urut satu di Akademi Angkatan Udara (AAU) hasil psikologinya sangat memuaskan.
Dengan tinggi 182 cm para penguji meyakini AHY bisa menjadi Pilot Pesawat Tempur di TNI AU.
Baca juga: Disebut Punya Peluang Menang, Demokrat Ungkap Kendala Pasangankan Anies-AHY di Pilpres 2024
Lagi-lagi saat proses seleksi wawancara AHY menolak untuk menjadi Pilot dan lebih memilih Akademi Militer meskipun di Akademi Militer hasil psikologi AHY berada di urutan ke-4 dari 300 lebih calon taruna yang akan diterima di Akademi Militer.
Dengan kerja keras yang besar AHY bisa menjadi komandan resimen korps taruna di Akademi Militer atau orang nomor satu di Organisasi Kemahasiswaan.
AHY kemudian menjadi lulusan terbaik pada tahun 2000 dengan meraih pedang Trisakti Wiratama.
Selain itu AHY diberi penghargaan Adhi Makayasa oleh Presiden Abdurrahman Wahid yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri di Istana Merdeka Jakarta.
Selepas dari Akademi Militer secara kebetulan TNI AD sedang merekrut perwira-perwira terbaik untuk dijaring menjadi penerbang Angkatan Darat (Penerbad) saat itu TNI AD sedang melakukan proyek besar-besaran membeli helikopter tempur jenis MI-35 dan MI-17 dari Rusia.
"Karena AHY adalah salah satu dari perwira terbaik itu maka diapun ditugaskan untuk mengikuti seleksi sebagai pilot helicopter tempur," kata Jovan.
Lagi-lagi dia lulus mengikuti serangkaian seleksi, tetapi pada saat pendalaman wawancara, AHY menyatakan lebih memilih menjadi prajurit ops infanteri di lingkungan Kostrad TNI AD.
“Memang masa depan adalah milik Tuhan bukan milik manusia. Tidak ada yang tahu pasti jalan hidup seseorang kecuali Sang Maha Pencipta," kata Jovan menambahkan.