Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo angkat bicara soal rencana aksi demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022.
Dia meminta peserta unjuk rasa dan pihak kepolisian mengantisipasi adanya penumpang gelap.
Sigit menjelaskan penumpang gelap yang dimaksud adalah oknum yang berusaha menunggangi demonstrasi tersebut.
Menurut Sigit, antisipasi itu diperlukan agar aspirasi yang disampaikan bisa berjalan dan tersalurkan dengan baik tanpa adanya noise atau sumbatan komunikasi.
Sigit menyatakan kepolisian akan memberikan tindakan tegas kepada siapapun pihak yang mencoba memanfaatkan demonstrasi tersebut demi mengambil keuntungan untuk kepentingan segelintir kelompok.
"Terhadap kelompok-kelompok penyusup yang akan menunggangi tolong dari rekan-rekan untuk mengawasi betul. Kalau sampai terjadi pemicu kemudian terjadi hal yang sifatnya anarkis dan kita harus melakukan penegakan hukum, tarik sampai ke atas hingga sampai tuntas dan itu semuanya akan kita proses," ujar Sigit dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Baca juga: Tak Mau Ada Spekulasi Soal Tiga Periode, Jokowi Pastikan Pemilu Dilaksanakan Februari 2024
Sigit menyatakan bahwa pihaknya menginginkan gerakan mahasiswa betul-betul berjalan aman, tertib dan aspirasinya tersampaikan.
Apalagi, kata dia, aksi ini digelar saat bulan suci Ramadan.
"Sekali lagi saya imbau, mari bersama-sama kita jaga kesucian bulan Ramadhan. Sampaikan aspirasi dengan tertib dan damai. Semoga saudara-saudara kita umat muslim bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan lancar hingga akhir," kata dia.
Sigit meyakini aspirasi mahasiswa dan masyarakat bisa diterima dengan baik dan ditindaklanjuti oleh para pemangku kebijakan.
Baca juga: UPDATE Demo 11 April, BEM SI Pindahkan Lokasi Aksi ke DPR, Tuntutan Tak Lagi Ditujukan ke Jokowi
Sigit meyakini mahasiswa juga tidak ingin dan berharap aksinya disusupi oleh oknum yang tak bertanggung jawab.
"Sehingga penyampaian pesan ini betul-betul tersampaikan dengan jernih tidak ada noise. Dengan begitu, para pengambil keputusan, pemangku kebijakan, mendengarkan dengan jelas, kemudian segera bisa ditindaklanjuti pesan tersebut tanpa terganggu oleh noise-noise tersebut. Ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama," jelas Sigit.
Di sisi lain, Sigit menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk mengawal dan mengamankan aksi demonstrasi dengan mengedepankan pendekatan humanis.
"Polri memberikan dan menjamin setiap warga negara untuk untuk menyampaikan aspirasinya atau memberikan ruang demokrasi. Oleh karena itu, pendekatan humanis harus terus dilaksanakan dalam mengawal aksi demonstrasi," ucapnya.