News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2022

Prediksi Puncak Arus Mudik dan Skema Rekayasa Lalu Lintas yang Akan Diterapkan

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan melintasi searah ke Jakarta di Gerbang Tol Cikampek Utama I, Jawa Barat, Minggu (9/6/2019) malam. Korlantas Polri terus memberlakukan sistem satu arah atau one way ke arah Jakarta selama arus balik Lebaran 2019 mulai dari KM 414 Ungaran, Jawa Tengah hingga KM 29 Cikarang, Jawa Barat untuk mengurai kepadatan kendaraan pemudik. Kompas TV/Bondan Wicaksono

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah memprediksi pergerakan pemudik di periode lebaran Idul Fitri tahun ini mencapai 85,5 juta pemudik.

Di Pulau Jawa saja, diperkirakan ada 23 juta mobil pribadi dan 17 juta sepeda motor yang akan melakukan perjalanan mudik.

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri memperkirakan puncak arus mudik lebaran 2022 terjadi pada 29-30 April 2022.

Sedangkan untuk arus balik, diprediksi akan terjadi pada 7-9 Mei, setelah masa cuti bersama berakhir.

Guna mencegah kemacetan yang terjadi, Korlantas Polri telah menyiapkan sejumlah antisipasi

Ada tiga skema rekayasa lalu lintas yang bakal diterapkan pada mudik lebaran 2022 nanti, yakni skema contra flow, satu arah (one way) dan ganjil-genap (gage).

Baca juga: ASN Bisa Libur Lebih Lama saat Lebaran, Boleh Tambah Cuti Tahunan tapi Dilarang Gunakan Mobil Dinas

Baca juga: Jokowi Minta Pemudik Tetap Waspada: Jangan Sampai Ada Lonjakan Kasus Covid-19 setelah Lebaran 2022

Berdasarkan perhitungan, kapasitas normal jalan tak dapat menerima tambahan beban dari prediksi 47 persen pemudik yang akan melintas, atau sekitar 200.000 kendaraan secara bersamaan.

Kabagops Korlantas Polri, Kombes Pol Eddy Djunaedi mengatakan, jika langkah tersebut tidak dilakukan, nantinya kendaraan pemudik di tol tidak bergerak.

“Iya benar kami akan melakukan beberapa rekayasa lalu lintas salah satunya Ganjil-genap,” kata Eddy, Kamis (14/4/2022), dikutip dari Korlantas Polri.

Eddy mengatakan nantinya akan ada petugas di lapangan yang akan memandu penerapan one way di tol.

Sehingga kata Eddy, masyarakat tidak menunggu terlalu lama untuk masuk tol arah Jakarta.

One way merupakan skema satu arah yang akan diberlakukan jika contra flow tidak berjalan efektif untuk memecah kepadatan lalu lintas saat mudik.

Saat one way diberlakukan, maka lalu lintas dari timur atau Tol Trans-Jawa dan dari Bandung menuju Jakarta tidak akan melintas.

Dengan kata lain, pengguna tol yang mengarah ke Jakarta saat one way diterapkan, akan dialihkan melalui jalan raya atau arteri.

Baca juga: Cara Ikut Mudik Gratis ke Jawa Timur: Bisa Lewat Kemenhub, Jasa Raharja, Kimia Farma atau Pegadaian

Baca juga: Rincian Biaya Tol dan BBM Bagi yang Ingin Mudik ke Surabaya, Solo, dan Yogyakarta

Ganjil Genap

Kebijakan ganjil genap untuk kendaraan pribadi di jalan tol selama periode arus mudik Lebaran tahun ini juga akan dilakukan.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengatakan, meski ada penerapan ganjil genap tetapi tidak ada penerapan sanksi tilang terhadap pemudik.

“Kendaraan yang pelatnya tidak sesuai dengan tanggalnya, hanya akan dialihkan menuju jalur alternatif yang tidak menerapkan ganjil genap,” kata Budi Setiyadi saat dikonfirmasi, Jumat (15/5/2022).

Penerapan ganjil genap ini nantinya tergantung kondisi di lapangan yang akan diputuskan kepolisian dalam hal ini Korlantas Polri.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, penerapan ganjil genap merupakan upaya lanjutan untuk mencegah kemacetan.

Menurutnya, skema rekayasa lalu lintas one way saat periode mudik lebaran 2022 tidak cukup untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas.

“One way saja tidak cukup, maka dari itu kita butuh penerapan ganjil genap nanti untuk mengatasi kepadatan lalu lintas,” ucap Budi Karya, Jumat (15/4/2022).

Kebijakan ganjil genap ini, lanjut Budi Karya, memang menuai pro dan kontra. Maka dari itu, perlu adanya sosialisasi nantinya.

Budi Karya juga menyarankan, alangkah lebih baik apabila masyarakat dapat melakukan perjalanan mudik lebih awal.

“Dengan begitu, masyarakat dapat terhindar dari risiko kemacetan lalu lintas saat melakukan perjalanan mudik,” kata Budi Karya.

(Tribunnews.com/Tio, Hari Darmawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini