Untuk itu, pemerintah mengimbau seluruh pihak agar meningkatkan fasilitas dan sinergi mengawal mudik Lebaran 2022.
Termasuk, peningkatan fasilitas pada jalur darat.
Baca juga: Anak Usia di Bawah 18 Tahun Boleh Mudik Tanpa Tes Antigen atau PCR, Asalkan Sudah Vaksinasi Dua Kali
Diprediksi, sebanyak 47 persen dari total pemudik akan menggunakan jalur darat, baik itu kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) maupun bus.
"Kita tahu kalau penggunaan kendaraan tersebut masif, maka bisa menimbulkan kemacetan," ucap Budi.
Menhub pun mengimbau masyarakat untuk melakukan perjalanan lebih awal guna menghindari kepadatan di hari puncak mudik.
Mengingat tingginya animo masyarakat untuk mudik tahun ini.
“Lakukanlah perjalanan lebih awal sekitar tangal 25-27 April 2022 dan menghindari berangkat di tanggal 28-29 April 2022 yang diprediksi menjadi puncak mudik."
"Ini dilakukan agar pergerakan lebih tersebar dan mengurangi kepadatan di satu hari tertentu,” katanya.
Tiga Skema untuk Antisipasi Kemacetan saat Mudik Lebaran
Diberitakan Tribunnews.com, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, menyiapkan tiga skema rekayasa lalu lintas saat periode angkutan mudik lebaran 2022.
Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan selama mudik lebaran.
“Ada tiga tiga rekayasa lalu lintas yaitu contra flow, one way dan penerapan ganjil genap di jalan tol,” kata Budi Karya, Jumat (15/4/2022).
Penerapan tiga rekayasa lalu lintas ini, lanjut Budi Karya, masih dalam pembahasan karena bisa dilakukan pada 28 April 2022 atau 25 April 2022.
“Kami meminta kepada teman-teman yang memiliki laboratorium simulasi agar dapat memformulasikan sehingga kita bisa rekomendasikan nanti ke presiden,” ucapnya.
Menurut Budi Karya, saat ini masih terus dilakukan diskusi dengan stakeholder terkait antisipasi angkutan mudik lebaran 2022.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Hari Darmawan, Kompas.tv)
Simak berita lainnya terkait Mudik Lebaran 2022