Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi V Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pandemi selama dua tahun belakangan ini menjadi variabel tidak terelakkan yang mempengaruhi dinamika dalam indikator yang mengukur iklim demokrasi.
Tidak hanya di Indonesia, lanjut dia, tapi banyak negara di dunia.
Seiring dengan perbaikan penanganan pandemi, kata Dani, maka perbaikan iklim demokrasi termasuk di dalamnya terkait ruang kebebasan sipil akan terus didorongkan.
Pemerintah oleh karenanya, kata Dani, terus menciptakan enabling environment dalam memperbaiki kualitas ruang kebebasan sipil di antaranya sebagaimana sudah ditekankan oleh Presiden dalam merespons kebebasan dinamika di ruang digitial dan arahan ke aparat penegak hukum dalam merepsons kritik.
Khusus dalam konteks forum C20, Dani mengatakan pemerintah berkepentingan untuk menjadikan masa Presidensi G20 Indonesia memiliki karakteristik yang dapat menjadi legacy Indonesia sepanjang penyelenggaraan forum G20.
Salah satu karakteristik tersebut, kata dia, adalah luasnya ruang interaksi yang dibuka dengan berbagai kepentingan, pemangku kepentingan, sebagaimana ciri pengambilan keputusan yang inklusif dan berbasis bukti lapangan yang terus didorong oleh Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah terus mendukung berbagai forum yang difasilitasi oleh masyarakat sipil melalui C20 sebagai engagement group dalam G20.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi Keliling Eropa untuk Konsultasi Penyelenggaraan G20 Indonesia
Hal tersebut disampaikannya dalam Diskusi Publik bertajuk Presidensi G20 dan Pentingnya Ruang Kebebasan Masyarakat Sipil yang digelar secara daring pada Selasa (19/4/2022).
"Pemerintah juga berharap bahwa masyarakat sipil melalui C20 dapat melahirkan berbagai inisiatif dan rekomendasi yang akan membawa dampak positif terutama dalam menyukseskan tiga fokus utama presidensi Indonesia yakni reformasi arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif, mendorong transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi secara berkelanjutan," kata Dani.
Sebelumnya, Dani menjelaskan lahirnya forum C20 merupakan bagian dari evolusi G20.
C20, kata dia, merupakan engagement group yang lahir sebagai hasil dari deklarasi G20 Seoul pada 2010, ketika para pemimpin G20 memutuskan bahwa pemerintah perlu melibatkan organisasi masyarakat sipil untuk mencapai pemulihan krisis keuangan global 2007-2008 secara lebih kuat.
Sejak saat itu, kata dia, C20 senantiasa memasok ide dan solusi kepada G20.
C20, lanjut dia, bertujuan untuk mendengar suara publik sehingga menjadikan forum G20 bersifat lebih inklusif.
"Untuk memperoleh dukungan yang lebih luas terhadap kerja sama G20, forum C20 ini menjadi penting karena forum C20 merupakan upaya agar membantu masyarakat menyadari pentingnya civic space," kata Dani.
Dani mengatakan C20 Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan komitmen masyarakat sipil Indonesia untuk mendengar aspirasi masyarakat sipil dunia dalam menjalankan mandat presidensi G20 Indonesia.
Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan semangat inklusifitas yang dipertegas oleh Presidensi G20 Indonesia.
Prioritas C20 Indonesia, kata Dani, dapat dirangkum ke dalam empat topik utama.
Pertama, arsitektur kesehatan global yang adil dan inklusif.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Kanada Sampaikan Dukungan Terhadap Presidensi G20 Indonesia
Kedua, pendanaan yang inklusif dan berkelanjutan yang sejalan dengan SDG's dan perjanjian Paris termasuk pendanaan humaniter yang fleksibel.
Ketiga, mitigasi perubahan iklim yang inklusif, adaptasi dan akses energi untuk kelompok rentan.
Keempat, perspektif inklusif berbasis HAM, lintas stakeholder, dan gender transformatif terhadap transformasi digital.
Selain itu, kata dia, C20 Presidensi G20 Indonesia 2022 akan membahas berbagai prioritas tersebut melalui tujuh kelompok kerja.
Pertama, akses vaksin dan kesehatan global.
Kedua, lingkungan, keadilan iklim, transisi energi.
Ketiga, SDG'S dan kemanusiaan.
Keempat, pendidikan, digitalisasi dan ruang sipil.
Kelima, kesetaraan gender.
Keenam, antikorupsi.
Ketujuh, perpajakan dan keuangan berkelanjutan.
Baca juga: Amerika Serikat Ancam Boikot Pertemuan G20, Tak Terima Jika Rusia Hadir
Prioritas C20 tersebut, laanjut Dani, berkorelasi dengan tiga agenda dan prioritas utama G20 Indonesia yakni reformasi arsitektur kesehatan global agar lebih inklusif, mendorong transformasi ekoni berbasis digital, dan transformasi transisi energi secara berkelanjutan.
"Namun C20 membumikan G20, dan perspektif yang ditekankan oleh C20 adalah perspektif keseharian masyarakat," kata Dani.